النحل/98. "Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk". (QS. An Nahl: 98) Hal ini berarti, bahwa berlindung kepada Allah dari godaan syetan adalah perkara ibadah yang masyru', maka tidak sah kalau ada anggapan tidak ada manfaatnya pada waktu tertentu, kecuali ada nash

Pertanyaan Banyak doa yang berasal dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam, tapi saya kesulitan untuk menghafalkan semuanya. Karena kemampuan hafalan saya lemah. Ada doa yang terdapat dalam kitab Riyadus Solihin’ bab ke tujuh belas hadits no. 1492. Saya sangat kagum dan saya ingin fokus dan menghafalkannya. Apakah dia termasuk hadits shahih, apakah hanya menghafal doa ini saja sudah cukup? Ini teks doanya اللهم إني أسألك من خير ما سألك منه نبيك محمد صلى الله عليه وسلم وأعوذ بك من شر ما استعاذ منه نبيك محمد صلى الله عليه وسلم، وأنت المستعان وعليك البلاغ ولا حول ولا قوة إلا بالله “Ya Allah, saya memohon kepada-Mu dari kebaikan apa yang dimohon oleh Nabi-Mu Muhammad sallallahu alaihi wa sallam kepada-Mu dan saya berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang diminta perlindungan Nabi-Mu Muhammad sallallahu alaihi wa sallam. Hanya kepada-Mu memohon pertolongan dan Engkau yang menyampaikan. Tiada daya dan kekuatan melainkan kepada Allah.” Teks Jawaban Aisyah radhiallahu anha sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam mengajarkan kepada beliau doa ini اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَآَجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ، وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ مِنْهُ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ تَقْضِيهِ لِي خَيْرًا رواه أحمد في مسنده، رقم 24498، وابن ماجة في سننه، رقم 3846 ، وصححه الألباني في صحيح الجامع، رقم 1276 “Ya Allah, saya memohon kepadaku semua kebaikan yang disegerakan maupun yang ditunda. Apa yang saya ketahui maupun tidak saya ketahui. Saya berlindung kepada-Mu dari semua keburukan, baik yang disegerakan maupun yang ditunda, yang saya ketahui maupun yang tidak saya ketahui. Ya Allah, sungguh saya memohon kepada-Mu dari kebaikan apa yang diminta oleh hamba dan Nabi-Mu Muhammad sallallahu alai wa sallam kepada-Mu dan saya berlindung kepada-Mu dari apa yang diminta perlindungan oleh hamba dan nabi-Mu. Ya Allah, saya memohon kepada-Mu surga dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan maupun perbuatan. Dan saya berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan atau perbuatan. Dan saya memohon kepada-Mu semua takdir yang Engkau tentukan baik untukku.” HR. Ahmad di Musnad, 24498. Ibnu Majah di Sunannya, 3846. Dinyatakan shahih oleh Albani dalam kitab Shohih Al-Qur’anJami’, 1276 Sementara teks berikut ini اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَنْتَ المُسْتَعَانُ، وَعَلَيْكَ البَلَاغُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فقد رواه الترمذي، رقم 3521 والبخاري في الأدب المفرد، رقم 679، وضعفه الألباني في ضعيف الترمذي “Ya Allah kami memohon kepada-Mu dari kebaikan apa yang diminta oleh Nabi-Mu Muhammad sallallahu alaihi wa sallam. Dan kami berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang diminta perlindungan oleh Nabi-Mu Muhammad sallallahu alaihi wa sallam. Hanya kepada-Mu meminta pertolongan dan Engkau yang menyampaikan. Tiada daya dan kekuatan melainkan Allah. telah diriyawatkan oleh Tirmizi, 3521. Bukhari di Adab Mufrad, 679 dan dinyatakan lemah oleh Albani dalam kitab Dhoif At-Tirmizi Yang menjadi sandaran adalah redaksi pertama. Di dalamnya cukup menggantikan redaksi kedua. Dianjurkan untuk menghafalkan, dan memperbanyak doa dengannya. Karena ia termasuk doa yang lengkap. Meskipun anda berdoa dengan redaksi kedua juga tidak mengapa. Telah ada jawaban pertanyaan di no. 179426. Bahwa doa kalau baik, tepat, artinya benar. Maka diperbolehkan berdoa dengannya meskipun diriwayatkan dalam hadits yang lemah. Doa ini termasuk di antara doa yang lengkap. Bahkan bisa jadi terlengkap. Karena di dalamnya ada permintaan semua kebaikan dan meminta perlindungan dari semua keburukan. Kemudian dengan tegas meminta yang terbaik yaitu surga dan amalan-amalan sholeh yang mendekatkan ke surga. Dan meminta perlindungan dari kejelekan yang terbesar yaitu neraka dan kemaksiatan yang mendekatkan kepadanya. Mulla Ali Al-Qori dalam kitab Mirqotul Mafatih, 1739 mengatakan, “Doa yang terlengkap dari doa yang ada adalah … Kemudian menyebutkan doa ini. Selesai Al-Manawi dalam kitab Faidul Qodir, 2/162 mengatakan, “Hulaimi mengatakan, “Ini termasuk kata-kata yang ringkas dan padat, dimana syari’ menganjurkan untuk berdoa dengannya. Karena ketika dia berdoa dengannya, maka dia telah meminta kepada Allah semua kebaikan. Dan berlindung kepada-Nya dari semua kejelekan. Kalau orang yang berdoa hanya meminta kebaikan itu sendiri atau menolak kejelekan itu sendiri, maka dia kurang dalam melihat dirinya.“ Terdapat riwayat bahwa Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu biasanya berdoa dengan doa ini setelah tasyahud dalam shalat. Dan mengajarkannya kepada orang-orang. Al Hafidz Ibnu Hajar telah mengatakan dalam kitab Fathul Bari, “Terdapat riwayat doa yang diucapkan setelah tasyahud beberapa riwayat, yang terbaik adalah apa yang diriwayatkan oleh Said bin Mansur dan Abu Bakar bin Abi Syaibah dari jalan Umair bin Sa’d. biasanya Abdullah –maksudnya Ibnu Mas’ud- mengajarkan kepada kami tasyahud dalam shalat kemudian mengatakan, “Ketika salah seorang diantara kamu telah selesai dari tasyahud maka katakan, اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُك مِنْ الْخَيْر كُلّه مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَم ، وَأَعُوذ بِك مِنْ الشَّرّ كُلّه مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَم . اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُك مِنْ خَيْر مَا سَأَلَك مِنْهُ عِبَادك الصَّالِحُونَ ، وَأَعُوذ بِك مِنْ شَرّ مَا اِسْتَعَاذَك مِنْهُ عِبَادُك الصَّالِحُونَ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً “Ya Allah saya memohon kepada-Mu semua kebaikan apa yang saya ketahui dan apa yang tidak saya ketahui. Saya berlindung kepada-Mu dari semua keburukan apa yang saya ketahui dan apa yang tidak saya ketahui. Ya Allah saya memohon kepada-Mu dari kebaikan apa yang diminta oleh hamba-Mu orang-orang sholeh dan saya berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang diminta berlindung oleh hamba-Mu orang-orang sholeh. Ya Allah Tuham kami keruniakan kepada kami kebaikan di dunia.” Dia Ibnu Mas’ud berkata, “Tidaklah seorang nabi maupun orang soleh berdoa dengan sesuatu melainkan telah masuk dalam doa ini.” Doa ini cukup untuk yang lainnya. Kalau seorang muslim berdoa dengannya, maka dia akan mendapatkan kebaikan yang agung. Tidak mengapa orang muslim mencukupkan dengannya. Kalau tidak mampu doa lengkap lainnya dan berat baginya untuk mengahafalkannya. Kalau dia mampu, maka tidak diragukan lagi yang lebih baik baginya menghafal doa lengkap apa yang diajarkan dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam dan menfariasikannya sesuai dengan kemampuannya. Berdoa untuk dirinya –juga- dengan apa yang dikehendaki dari kebaikan dunia dan akhirat. Wallahu a’lam

FirmanAllah ﷻ yang artinya "Katakanlah aku berlindung kepada Rabnya manusia," maksudnya adalah manusia berlindung kepada pemilik dan pengatur segala urusan mereka. Adapun penyebutan manusia secara khusus (dalam Rabnya manusia), padahal Allah ﷻ adalah Rab bagi seluruh makhluk di semesta alam ini, ada dua alasan: 1. عن عَدِي بن حاتم رضي الله عنه قال سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول اتَّقُوا النَّار ولو بِشِقِّ تمرة». وفي رواية لهما عنه، قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما منكم من أحد إلا سَيكَلِّمُه رَبُّه ليس بينه وبينه تُرْجُمان، فينظر أيْمَن منه فلا يرى إلا ما قَدَّم، وينظر أَشْأَمَ منه فلا يَرى إلا ما قَدَّم، وينظر بين يديه فلا يرى إلا النار تَلقاء وجهه، فاتقوا النار ولو بِشقِّ تمرة، فمن لم يجد فبِكَلمة طيِّبة». [صحيح] - [متفق عليه] المزيــد ... Dari 'Adiy bin Hātim -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Saya mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Berlindunglah kalian dari api neraka meskipun hanya dengan bersedekah separuh kurma.” Dalam suatu riwayat darinya disebutkan, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Setiap kalian pasti akan diajak bicara oleh Rabb-nya, tidak ada penerjemah antara dia dengan Allah, lalu dia melihat ke sebelah kanannya, namun yang terlihat hanyalah apa yang telah dikerjakannya di dunia, dan melihat ke sebelah kiri, namun yang terlihat hanyalah apa yang telah dikerjakannya di dunia, lalu dia melihat ke depan, namun yang dia lihat hanyalah neraka yang terpampang di hadapannya. Karena itu, berlindunglah kalian dari api neraka walaupun hanya dengan bersedekah separuh kurma, dan barang siapa yang tidak memilikinya, maka hendaklah berlindung dari neraka dengan kata-kata yang baik." Hadis sahih - Muttafaq 'alaih Uraian Sesungguhnya Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- akan berbicara dengan setiap manusia pada hari kiamat nanti tanpa penerjemah. Lalu dia melihat ke sebelah kanannya, namun yang terlihat hanyalah apa yang telah dikerjakannya di dunia, diapun melihat ke sebelah kiri namun yang terlihat hanyalah apa yang telah dikerjakannya di dunia, lalu dia melihat ke depan dan yang dia lihat hanyalah neraka terpampang di hadapannya. Kemudian Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Karena itu berlindunglah kalian dari api neraka walaupun hanya dengan bersedekah separuh kurma atau kurang dari itu. Barang siapa yang tidak memiliki apa-apa meskipun cuma separuh kurma untuk ia sedekahkan dan untuk melindungi dirinya dari api neraka, maka hendaklah ia berlindung dengan kata-kata yang baik; karena sesungguhnya amal saleh itu akan melindungi pelakunya dari api neraka. Terjemahan Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Orang Vietnam Sinhala Kurdi Portugis Tampilkan Terjemahan Barangsiapayang bergantung kepada selain Allah, niscaya dia akan ditelantarkan. Sebab hanya Allah satu-satunya tempat berlindung, meminta keselamatan, dan tumpuan harapan. Allah, Rabb yang menguasai segenap langit dan bumi, tidak ada satupun makhluk yang luput dari kekuasaan dan ilmu-Nya. Segala manfaat dan madharat berada di tangan-Nya. Ada sebuah doa yang diajarkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Di dalamnya terkandung permohonan agar Allah melindungi kita dari empat keburukan. Doanya berbunyi sebagai berikut “Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan.”HR Muslim 4899 Setiap muslim tentunya tidak ingin terlibat dengan keempat macam keburukan yang disebutkan di dalam doa ini. Pertama, ilmu yang tidak bermanfaat. Ilmu yang tidak bermanfaat adalah semua jenis ilmu yang tidak mengantarkan seseorang kepada penambahan iman. Ilmu yang tidak bermanfaat justru merongrong iman seseorang sehingga semakin lama imannya semakin menipis. Sedangkan ilmu bermanfaat ialah ilmu yang membuat seseorang menjadi semakin dekat dengan Allah. Ilmu bermanfaat akan mengantarkan seseorang untuk menjadi ingat akan kehidupan sejati kelak di akhirat. Contohnya ialah para ulul al-bab orang-orang yang berakal yang disebutkan di dalam Al-Qur’an sebagai berikut “…Sungguh terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” QS Ali Imran ayat 190-192 Ulul al-bab merupakan orang-orang yang menggunakan akal mereka sehingga setelah melakukan pengamatan terhadap alam sambil mengingat Allah, lalu mereka segera teringat akan kehidupan di akhirat. Sehingga mereka segera berdoa “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” Inilah gambaran mereka yang cermat dalam memilih ilmu untuk diamalkan. Mereka sibuk dengan ilmu yang bermanfaat. Mereka sangat peduli untuk memastikan bahwa ilmu apapun yang dikejar haruslah mengantarkan mereka menjadi lebih dekat dan tunduk kepada Allah. Ilmu yang bermanfaat ialah ilmu yang segera membangkitkan ingatan akan kehidupan akhirat yang hakiki dan abadi. Mereka sangat waspada dan curiga terhadap berbagai ilmu yang potensial mengancam stabilitas iman. Mereka sangat khawatir terhadap berbagai ilmu yang menimbulkan keraguan akan kebenaran ajaran Allah, Din Al-Islam. Mereka waspada menghadapi ilmu yang membuat mereka lebih cinta kepada dunia dan melalaikan mereka akan akhirat. Kedua, hati yang tidak khusyu’. Keburukan berikutnya adalah memiliki hati yang tidak khusyu’. Artinya hati yang tidak tunduk kepada Allah. Hati yang liar dan tidak bersandar kepada Allah dalam menggapai ketenteraman. Padahal ciri orang beriman ialah bila mengingat Allah hati mereka menjadi tenteram. ”yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” QS Ar-Ra’du ayat 28 Sedemikian pentingnya memiliki hati yang khusyu’ tunduk sehingga Allah sendiri memperingatkan kita agar waspada terhadap kekeringan atau kegersangan hati. Hal ini muncul bila orang beriman terlalu lama mengabaikan ayat-ayat Allah. Mereka sengaja membuat jarak dengan ayat-ayat Allah sehingga dengan berjalannya waktu hati menjadi tidak khusyu’ alias menjadi keras. Satu-satunya solusi ialah kembali menghidupkan ingatan dan perhatian terhadap ayat-ayat Allah. Hidupkan makna ayat-ayat tersebut di dalam kehidupan nyata. “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tundukkhusyu’ hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun kepada mereka, dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” QS Al-Hadid ayat 16 Ketiga, nafsu yang tidak pernah kenyang. Ini merupakan keburukan berikutnya. Apalagi kita sedang menjalani zaman paling kelam dalam sejarah Islam. Di zaman ini begitu banyak fitnah yang tersebar, sehingga tawaran untuk menuruti hawa-nafsu bermunculan di sekeliling kita. Hampir dalam semua situasi ada peluang untuk menuruti hawa-nafsu. Maka di zaman seperti ini sangat diperlukan pengendalian diri. Sangat diperlukan kemampuan untuk memuaskan nafsu dengan cara yang sesuai syariat dan proporsional. Islam tidak datang untuk membunuh nafsu. Islam datang untuk mengendalikan hawa-nafsu. Sehingga kebutuhan pemuasan nafsu bukan dimatikan melainkan diarahkan agar sesuai dengan aturan syariat Allah. Dan bila hal ini dilakukan maka bukan saja seseorang terbebas dari dosa bahkan ia dapat memperoleh pahala dari Allah atas pemenuhan hawa-nafsu yang sesuai syariat Allah. “Sesungguhnya di antara sahabat Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam ada yang berkata”Ya Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan sholat sebagaimana kami mengerjakan sholat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda “Bukankah Allah telah menjadikan bagimu sesuatu untuk bersedekah? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruh seseorang kepada kebaikan adalah sedekah, melarangnya dari kemungkaran adalah sedekah dan bersetubuhnya seorang kamu dengan istrinya adalah sedekah.” Mereka bertanya ”Ya Rasulullah, apakah jika salah seorang di antara kami menyalurkan syahwatnya, apakah ia mendapat pahala?” Rasulullah menjawab ”Tidakkah kamu tahu, apabila seseorang menyalurkan syahwatnya pada yang haram, dia berdosa? Demikian pula apabila disalurkannya kepada yang halal, dia mendapat pahala.” HR Muslim 1674 Keempat, doa yang tidak dikabulkan. Ini jelas merupakan suatu keburukan. Bayangkan, seorang muslim berdoa kepada Allah namun tidak dikabulkan. Jelas ini merupakan suatu musibah. Padahal Allah sendiri menjamin bahwa jika seseorang memohon sesuatu kepada Allah, pasti Allah akan kabulkan. Tentu ada syaratnya pertama, memohon hanya kepada Allah, tidak kepada selainNya; kedua, penuhi segenap perintah Allah dan ketiga, beriman dengan sebenarnya kepada Allah SWT. “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” QS Al-Baqarah ayat 186

Pada TUHAN aku berlindung, bagaimana kamu berani berkata kepadaku: "Terbanglah ke gunung seperti burung!'" (Mzm. 11:1). Inilah akta iman Daud. Seakan-akan dia berkata kepada orang yang tak menyukai dirinya, "Kok berani-beraninya kamu mengusir saya!" Daud memahami bahwa Allah adalah tempat perlindungannya.

Khotbah pertamaالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُأَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ .اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى مَحَمَّدِ نِالْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَىفَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًاMa’asyiral muslimin, jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan para jemaah sekalian agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Karena dengan ketakwaanlah seorang muslim akan dimudahkan dalam setiap urusannya. Allah Ta’ala berfirman,وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ يُسْرًا“Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.”. QS. At-Talaq 4Jemaah salat Jumat yang senantiasa dirahmati Allah Ta’ ini jagat maya dihebohkan dengan ramainya dunia perdukunan. Sebuah fenomena jamak di negeri Indonesia ini. Sungguh miris, negeri yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam ini seringkali masih mempercayai dukun, peramal, “orang pintar”, dan lain sebagainya di dalam menyelesaikan dan memecahkan permasalahannya. Meminta perlindungan kepada mereka, mengenakan jimat, dan menggantungkan nasib kepada kejadian serta fenomena yang terjadi baik di langit maupun di Nabi kita yang mulia shallallahu alaihi wasallam tidak pernah mencontohkan hal semacam itu! Beliau adalah hamba yang paling besar rasa butuhnya terhadap Allah Ta’ala, hamba yang paling takut terhadap Rabbnya, hamba yang selalu menggantungkan dirinya dan menyandarkan urusannya hanya kepada Allah Ta’ala satu-satunya. Beliau jauh dari kesyirikan, sama sekali tidak pernah meminta pertolongan dan perlindungan kepada selain Allah Ta’ala. Isti’adzah meminta perlindungan pada hal-hal yang tidak dimampui kecuali oleh Allah Ta’ala merupakan salah satu ibadah yang harus kita tujukan hanya kepada Allah satu-satunya. Bahkan Isti’adzah merupakan salah satu ibadah yang paling mulia. Allah Ta’ala jadikan ia sebagai salah satu perwujudan dan tolak ukur tauhid uluhiyyah seorang hamba. Allah Ta’ala berfirman,قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ * مَلِكِ النَّاسِ * إِلَهِ النَّاسِ“Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia.’” QS. An-Naas 1-3Jemaah yang dirahmati Allah Ta’ Juga Betapa Allah Maha Baik kepada Hamba-NyaSetelah mengetahui bahwa isti’adzah merupakan salah satu bentuk ibadah, maka kita dilarang untuk memintanya kepada selain Allah Ta’ala, baik itu jin, dukun, “orang pintar”, tukang sihir, ataupun yang semisal dengannya. Kita juga dilarang berlindung dari malapetaka ataupun marabahaya dengan melafalkan jampi-jampi, ucapan yang tidak diketahui maknanya, ataupun bentuk-bentuk kalimat lain yang tidak diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wahai jemaah sekalian, meminta perlindungan kepada makhluk dalam hal-hal yang di luar batas kemampuan dan kapasitas mereka maka sesungguhnya itu termasuk yang dimuliakan Allah Ta’ yang meminta perlindungan dan keselamatan kepada selain Allah Ta’ala pada hal-hal yang yang tidak dimampui kecuali oleh Allah Ta’ala, maka sungguh apa yang ia lakukan tersebut hanya akan menambah kesesatan, kesulitan, dan dosa bagi pelakunya. Allah Ta’ala berfirman,وَّاَنَّهٗ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْاِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًاۖ“Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka jin menjadikan mereka manusia bertambah sesat.” QS. Al-Jinn 6Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Qotadah rahimahullah berkata,فَزادُوهُمْ رَهَقاً أَيْ إِثْمًا وَازْدَادَتِ الْجِنُّ عَلَيْهِمْ بِذَلِكَ جَرَاءَةً“Fazaaduhum rahaqaa, yaitu manusia semakin berdosa dan para jin semakin berani kepada manusia.”Jemaah yang dimuliakan Allah Ta’ kita benar-benar yakin bahwa Allah Ta’ala adalah Sang Pencipta, Sesembahan kita, dan Tuhan satu-satunya, tentu kita tidak akan pernah ber-isti’adzah dan meminta pertolongan kepada selain-Nya di dalam perkara yang tidak ada seorang makhluk pun mampu mengatasinya, kecuali Allah Ta’ala. Tidak ada tempat lain untuk mengadu atas setiap kesulitan yang menimpa kita, kecuali kepada-Nya. Tidak ada tempat bergantung dan berlindung saat datangnya keadaan sulit dan menakutkan, kecuali hanya kepada Allah Ta’ala. Sesungguhnya terjatuhnya seseorang ke dalam isti’adzah kepada selain Allah Ta’ala merupakan tanda lemahnya keyakinan dan keimanan kita kepada Allah Ta’ yang di antara perkara buruk yang diri kita sangatlah diperintahkan untuk meminta perlindungan darinya adalah bisikan, godaan, dan tipu daya setan beserta bala tentaranya, termasuk di dalamnya adalah para dukun, peramal, dan tukang sihir yang bekerja sama dengan para setan di dalam mengelabui dan menipu ber-isti’adzah dari setan ini bahkan diperintahkan untuk dilakukan di banyak kondisi. Ketika membaca Al-Qur’an, ketika marah, ketika masuk kamar mandi, dan saat mendapati mimpi wahai saudaraku, meminta perlindungan kepada Allah Ta’ala dari godaan setan akan menyelamatkan kita dari tipu daya mereka. Di dalam merealisasikannya akan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya memerangi mereka dan kesadaran penuh perihal busuknya tipu daya mereka. Kesadaran ini merupakan salah satu karakteristik orang-orang yang bertakwa, Allah Ta’ala berfirman,إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنْ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat berbuat dosa dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” QS. Al-A’raf 201أقُولُ قَوْلي هَذَا وَأسْتغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ لي وَلَكُمْ، فَاسْتغْفِرُوهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ، وَادْعُوهُ يَسْتجِبْ لَكُمْ إِنهُ هُوَ البَرُّ keduaاَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا Muslimin, jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ Juga “Masya Allah” Kapan Diucapkan?Allah Ta’ala telah memerintahkan dan menekankan kita untuk senantiasa ber-isti’adzah dan meminta pertolongan kepada-Nya di banyak ayat di dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala,وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنْ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ “Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” QS. Al-A’raf 20Allah Ta’ala juga berfirman,وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ * وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ“Dan katakanlah, Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan, dan aku berlindung pula kepada Engkau ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekati aku.’” QS. Al-Mu’minun 97-98Nabi shallallahu alaihi wasallam juga mengajarkan para sahabatnya untuk senantiasa ber-isti’adzah, memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala. Suatu ketika Abu Bakar radhiyallahu anhu berkata kepadanya, “Wahai Nabi, ajarkan kepadaku apa yang harus aku lafazkan jika telah masuk waktu pagi atau telah masuk waktu sore.” Maka, Nabi pun menjawab,يَا أَبَا بَكْرٍ! قُلِ اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشَرَكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِي سُوءًا، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ“Wahai Abu Bakar, ucapkanlah, Ya Allah, Zat Pencipta langit dan bumi, Zat yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, tidak ada sesembahan yang berhak disembah, kecuali Engkau, Zat yang menguasai segala sesuatu dan yang merajainya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, kejahatan setan dan bala tentaranya, atau aku berbuat kejelekan pada diriku atau aku mendorongnya kepada seorang muslim.’” HR. Tirmidzi no. 3529Doa meminta perlindungan yang lainnya juga diajarkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam kepada istri tercinta beliau, Ibunda Aisyah radhiyallahu anha,للَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ…“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu segala kebaikan yang segera dunia dan yang tertunda akhirat, yang aku ketahui dan yang tidak aku ketahui. Dan aku berlindung kepada-Mu dari segala keburukan yang segera dunia dan yang tertunda akhirat, yang aku ketahui dan yang tidak aku ketahui.” HR. Thabrani, 2 252 dan At-Thayalisi no. 822. Hadis ini disahihkan oleh Syekh Albani dalam kitabnya Shahih Al-Jaami’Jemaah salat Jumat yang semoga senantiasa dalam perlindungan Allah Ta’ untuk selalu membaca Al-Muawwidzatain, surat Al-Falaq dan surat An-Naas, sebagaimana yang disampaikan Nabi shallallahu alaihi wasallam kepada sahabatnya Abdullah bin Khubaib radhiyallahu anhu,قُل قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ، حِينَ تُمْسِي، وَحِينَ تُصْبِحُ، ثَلَاثَ مَرَّاتٍ؛ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ“Bacalah Qul huwaAllahu Ahad dan Al-Muawwidzatain Al-Falaq, An-Naas saat masuk waktu sore dan saat masuk waktu pagi, niscaya semua itu akan mencukupkanmu dari segala hal.” HR. Abu Dawud no. 5082Tidak ada satu pun dari kaum muslimin yang tidak butuh kepada 2 surat ini. Keduanya memiliki pengaruh besar untuk menangkal sihir, penyakit ain, dan setiap keburukan yang ada di bumi ini. Kebutuhan manusia untuk selalu ber-isti’adzah, meminta perlindungan dengan kedua surat ini, lebih besar dari kebutuhan mereka terhadap makanan, minuman, pakaian, dan kebutuhan pokok Allah Ta’ala senantiasa menjaga dan melindungi diri kita, keluarga kita, dan seluruh kaum muslimin dari segala macam marabahaya, baik itu yang ditimbulkan oleh setan dan bala tentaranya ataupun yang ditimbulkan oleh makhluk-makhluk Allah yang lainnya. Semoga kita semua termasuk dari salah satu hamba Allah yang hanya meminta pertolongan dan meminta perlindungan hanya kepada-Nya, menjadi hamba Allah Ta’ala yang lisannya senantiasa basah karena berzikir, ber-isti’adzah kepada Allah Ta’ أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌاَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌرَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَىاللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِرَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَعِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُBaca JugaManusia Itu Lemah Sedangkan Allah Maha BesarTanda Pengagungan kepada Allah***Penulis Muhammad Idris,

BerlindungKepada ALLAH Selasa, 01 Maret 2011. ALLAH tempat bersujud. 12:06/Rabu-03-2011/AM Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau anugerahkan ni'mat kepada mereka; bukan (jalan Mazmur 1188Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada morning Saudara, Mazmur 1188 merupakan ayat paling tengah di Alkitab. Sesuatu yang berada di tengah-tengah, biasanya menunjukkan hal penting yang perlu mendapat perhatian. Seorang pembicara dalam seminar, umumnya diberi mimbar/podium yang berada di tengah. Saat menonton konser musik atau pertunjukkan, kursi-kursi yang berada di tengah biasanya dipatok harga yang lebih mahal karena banyak berarti ayat yang lain tidak penting karena semua isi Alkitab itu penting bagi kita, tetapi jika ayat paling tengah di Alkitab mengingatkan kita untuk berlindung kepada Allah daripada kepada manusia, maka hendaknya kita pun menaruh perhatian yang serius akan hal ini. Mengapa demikian? Sebab banyak orang percaya, meskipun mereka tahu bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan yang sungguh; tetapi mereka masih mencari perlindungan kepada manusia juga. Mereka percaya Tuhan tetapi yang mereka andalkan adalah kekuatan/kehebatan kita sadari bahwa, sehebat-hebatnya kemampuan intelektual, finansial, pangkat atau jabatan seorang manusia, pasti ada batasnya dan tidak ada yang bisa menandingi kehebatan Tuhan. Untuk itu, jangan mendukakan hati Tuhan dengan berlindung kepada manusia, tetapi berlindunglah hanya kepada Tuhan. TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya Nahum 17. Haleluya. Tuhan Yesus memberkati.

Hanyakepada allah lah dia berlindung. Dalam syari'at lebih dikenal dengan istilah tafakkur dan tadabbur, dan dalam istilah tasawwuf lebih dikenal dengan. Mendekatkan diri kepada allah 28 april 2012 dari ketauladanan nabi dan sabahat ali ra dalam mendekatkan diri kepada allah swt tersebut, yang kemudian disebut tarekat, maka tarekat qodiriyah

Ibadah Isti’dzah Isti’adzah adalah meminta perlindungan kepada sesuatu yang mampu melindungi orang tersebut dari segala bahaya. Orang yang berlindung ini menyerahkan keselamatannya kepada sesuatu yang dimintai perlindungan. Isti’adzah ini adalah salah satu jenis ibadah yang tidak boleh dipalingkan atau diberikan kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dalilnya ? Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ “Katakanlah aku berlindung kepada rabb yang menguasai subuh” QS. al Falaq 1 Dan Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman, قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ “Katakanlah “Aku berlindung kepada Rabb yang memelihara dan menguasai manusia” QS. AnNas 1 Makna Ayat Kedua ayat ini menerangkan bahwa isti’adzah atau meminta perlindungan itu ditujukan hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tidak boleh seseorang ber isti’adzah atau meminta perlindungan kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Barangsiapa yang meminta perlindungan kepada kuburan atau berhala atau apa saja selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka ia telah menjadi orang yang musyrik menduakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam ibadah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari kalangan jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” QS. al Jinn 6 Cara Berlindung Isti’adzah Yang Benar Berkata Dr. Shalih al Fauzan _hafidzahullah_ “Dahulu orang-orang jahiliyah jika mereka tiba di sebuah tempat, maka salah seorang mereka mengatakan “Aku berlindung dengan pimpinan dari lembah ini”. Yang dia maksudkan adalah Jin yang paling besar dan psling kuatnya. Dia berlindung dengan jin tersebut untuk menghindarkan diri dari kejelekan para pengikutnya. Maka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda dalam rangka untuk membantah hal tersebut dan menjelaskan apa yang disyariatkan sebagai pengganti amalan jahiliyah tadi, مَنْ نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِك “Barangsiapa yang turun di sebuah tempat, kemudian dia berdo’a, َ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah Yang Sempurna dari kejelekan makhluk yang Dia ciptakan” Maka tidak akan ada sesuatupun yang dapat membahayakannya sampai dia meninggalkan tempat tersebut”. HR. Muslim 2708 dari hadits Khaulah bintu hakim _radhiyallahu anha Inilah pengganti cara beristi’adzah yang benar yaitu berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna sebagai pengganti dari berlindung kepada para jin [ Syarh al Ushul Ats Tsalatsah karya Dr. Shalih al Fauzan hal, 147-148 Sumber rujukan Syarh Tsalatsatil Ushul karya Syeikh Utsaimin Syarh al Ushul Ats Tsalatsah karya Dr. Shalih al Fauzan Wallahu a’lam Abu Ubaidillah al Atsariy Muharram 1438
Diantaranya berlindung kepada kejahatan seluruh makluknya yang bersifat jahat. Kedua berlindung kepada kejahatan dari gelapnya malam atau ketika bulan sedang tidak terlihat. "Qul" Katakanlah Yang intinya adalah sebuah perintah, memerintahkan kepada semua manusia untuk memohon perlindungan hanya kepada Allah. Rabb an-Nas adalah kepada SETIAP HAMBA ALLAH pasti menghadapi cobaan, karenanya setiap manusia diajarkan doa berlindung dari musibah. Musibah dan cobaan adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi setiap umat manusia di dunia, sebagaimana diajarkan nabi. Ada banyak macam musibah dan cobaan. Ada cobaan berupa kesusahan, kemiskinan, kelaparan, bangkrut, kecelakaan, bahkan sebaliknya cobaan atau musibah berupa kesenangan, kekayaan dll. Semua manusia –tidak peduli muslim atau kafir—akan mengalami ujian dan cobaan yang sama. Dalam bahasa iman, cobaan dan musibah menjadikan setiap manusia akan menjadi lebih kuat dan yang lebih penting akan menaikkan derajat dan kedudukan manusia di mata Allah. Al-Quran sendiri dalam Surat Al-Anbiya’ ayat 87-88, meminta manusia memperbanyak do’a berlindung dari musibah dan bertaubat kepada Allah Swt. أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, “Kami telah beriman,” sedang mereka tidak diuji lagi?.” QS Al-Ankabuut 2 . Di bawah ini beberapa doa-doa berlindung dari musibah sesuai sunnah Banyak versis doa berlindung dari musibah dan cobaan. Kita tinggal memilih, sesuai kebutahan kita. Doa ketika ditimpa musibah sesuai sunnah versi 1 إنا لله وإنا إليه راجعون اللهم أجرني في مصيبتي واخلف لي خيرا منها Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un, Allahumma ajirni fi musibati wa akhlif li khairan minha “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.” HR Muslim Doa berlindung dari musibah sesuai sunnah versi 2 اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ جَحْدِ الْبَلَاءِ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوْءِالْقَضَاءِ، وَشَمَاتَةِالْأَعْدَاءِ “Allahumma Inni, A’udzubika Min Jahdil-Bala’i, Wa Darakisy-Syaqa’i, Wa Suu’i-l-Qadha’i, Wa Syamatatil-A’daa’i.” “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari susahnya bala’ bencana, tertimpa kesengsaraan, keburukan qadha’ takdir, dan kegembiraan para musuh.” HR Bukhari, Muslim & Abu Hurairah. Doa berlindung dari musibah sesuai sunnah versi 3 Nabi ﷺ bersabda “Barang siapa yang melihat orang yang tertimpa musibah kemudian mengucapkan ini مَنْ رَاَى مُبْتَلًى فَقَالَ الـحَمْدُ لِلَّـهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّـا ابْتَلاكَ بِهِ، وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلاً، لَمْ يُصِبْهُ ذَلِكَ اْلبَلاَءُ Alhamdulillahilladzi afani mimma ibtalaka bihi wa faddhalani ala katsirin mimman khalaqa tafdhila Artiya, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku dari apa yang menimpamu dan memberikan keutamaan kepadaku atas makhluk lainnya yang Dia ciptakan, maka bencana tersebut tidak akan menimpa dirinya.” HR Tirmidzi dan Ibu Majah. Imam Nawawi dalam kitabnya al Azkar menyebutkan, para ulama menganjurkan agar doa di atas dibaca pelan. Hanya dirinya saja yang mendengar dan tidak boleh orang yang terkena bencana mendengar Sikap seorang Muslim saat ditimpa musibah atau meghadapi masalah. Doa berlindung dari musibah keburukan/kejelekan yang telah dilakukan atau belum dilakukan sesuai sunnah versi 4 وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أنَّ النبيَّ- صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ يَقُوْلُ فِي دُعَائِهِ اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ ومنْ شَرِّ مَا لَمْ أعْمَلْ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ. Dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Nabi ﷺ di dalam doanya mengucapkan, Allohumma Inni A’udzubika Min Syarri Maa Amiltu Wa Min Syarri Maa Lam A’mal. “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang telah aku lakukan dan kejelekan yang belum aku lakukan.” HR Muslim . Doa berlindung dari musibah sesuai sunnah versi 5 Doa ini terutama saat dirundung musibah عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا كَرَبَهُ أَمْرٌ قَالَ يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ » Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Nabi ﷺ ketika dapat masalah berat musibah, beliau membaca Yaa Hayyu Yaa Qayyum, bi rahmatika as-taghiits Artinya “Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan.” HR Tirmidzi no. 3524. Sikap seorang Mukmin yang benar dalam menghadapi musibah yang menimpa Ibnul Qayyim rahimahullâh berkata, “Sesungguhnya semua musibah yang menimpa orang-orang yang beriman dalam menjalankan agama Allâh Ta’ala senantiasa disertai dengan sikap ridha dan ihtisâb mengharapkan pahala dari-Nya. Kalaupun sikap ridha tidak mereka miliki maka pegangan mereka adalah sikap sabar dan ihtisâb. Ini semua akan meringankan beratnya beban musibah tersebut. Karena, setiap kali mereka menyaksikan mengingat balasan kebaikan tersebut, akan terasa ringan bagi mereka menghadapi kesusahan dan musibah tersebut.” “Adapun orang-orang kafir, mereka tidak memiliki sikap ridha dan tidak pula ihtisâb. Kalaupun mereka bersabar menahan diri, maka tidak lebih seperti kesabaran hewan-hewan ketika mengalami kesusahan.” Sungguh Allâh Ta’ala telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya yang artinya وَلَا تَهِنُوۡا فِى ابۡتِغَآءِ الۡقَوۡمِ‌ ؕ اِنۡ تَكُوۡنُوۡا تَاۡلَمُوۡنَ فَاِنَّهُمۡ يَاۡلَمُوۡنَ كَمَا تَاۡلَمُوۡنَ‌ ۚ وَتَرۡجُوۡنَ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا يَرۡجُوۡنَ‌ ؕ وَ كَانَ اللّٰهُ عَلِيۡمًا حَكِيۡمًا ”Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka musuhmu. Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan pula, sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allâh apa yang tidak mereka harapkan.” QS an-Nisâ [4]104. Sabar dan Tobat Terkadang Allah Swt memberikan musibah kepada sebagian orang akan tetapi bukan karena rasa cinta dan pemuliaan dari-Nya kepada mereka. Namun dalam rangka menunda hukuman mereka alam dunia sehingga nanti pada akhirnya di akhirat mereka akan menyesal dengan tumpukan dosa yang sedemikian besar. Setiap kejadian, seperti musibah yang menimpa hendaknya dikembalikan kepada Allah Swt dan dihadapi dengan positif khusnuzan. Sebaliknya, seseorang muslim itu wajib meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat. Jika seseorang itu melakukan sesuatu perbuatan dosa akibat kesalahan dirinya, maka dia berkewajipan untuk segera beristighfar dan bertaubat kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Justeru, sikap seorang muslim yang benar saat ada musibah adalah bertaubat daripada dosa-dosa dan bersabar atasnya فَاصۡبِرۡ اِنَّ وَعۡدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّاسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۡۢبِكَ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ بِالۡعَشِىِّ وَالۡاِبۡكَارِ “Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampun untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.” QS Surah Ghafir 55. اِنۡ تَمۡسَسۡكُمۡ حَسَنَةٌ تَسُؤۡهُمۡ وَاِنۡ تُصِبۡكُمۡ سَيِّئَةٌ يَّفۡرَحُوۡا بِهَا ‌ۚ وَاِنۡ تَصۡبِرُوۡا وَتَتَّقُوۡا لَا يَضُرُّكُمۡ كَيۡدُهُمۡ شَيۡـــًٔا ؕ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا يَعۡمَلُوۡنَ مُحِيۡطٌ “Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikit pun. Sungguh, Allah Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan.” QS Ali-Imran 120. Dalam ayat lain Allah berfirman لَـتُبۡلَوُنَّ فِىۡۤ اَمۡوَالِكُمۡ وَاَنۡفُسِكُمۡ وَلَـتَسۡمَعُنَّ مِنَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ مِنۡ قَبۡلِكُمۡ وَمِنَ الَّذِيۡنَ اَشۡرَكُوۡۤا اَذًى كَثِيۡـرًا‌ؕ وَاِنۡ تَصۡبِرُوۡا وَتَتَّقُوۡا فَاِنَّ ذٰلِكَ مِنۡ عَزۡمِ الۡاُمُوۡرِ “Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” QS Surah Ali Imran 186 اِنَّهٗ مَنۡ يَّتَّقِ وَيَصۡبِرۡ فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيۡعُ اَجۡرَ الۡمُحۡسِنِيۡنَ “….Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan bersabar, maka Sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.” QS Surah Yusuf 90.* Selain Doa Berlindung dari Musibah, doa-doa lain bisa diklik di SINI Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di Neraka dan siksaan di kubur." ( Lihat HR
loading...Dai yang juga Founder Daarut Tauhiid Bandung KH Abdullah Gymnastiar Aa Gym. Foto/Ist "Hasbunallah wa ni'mal wakil cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar." QS Ali Imran [3] Ayat 173. Inilah doa yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim 'alaihissalam sesaat sebelum beliau dihempaskan ke dalam api. Seketika itu pula, atas izin Allah Ta'ala, kobaran api itu menjadi dingin bagi Ibrahim . Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman "Kami berfirman, Hai api menjadi dingin lah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim". QS Al-Anbiya, [21] Ayat 69. Baca Juga Dai yang juga Founder Daarut Tauhiid KH Abdullah Gymnastiar Aa Gym mengatakan dalam bukunya "Asmaul Husna" bahwa kisah ini memberikan pelajaran kepada kita untuk senantiasa meyakini sepenuh hati bahwa hanya Allah-lah tempat kita berlindung dan memohon pertolongan. Sebab, Dialah sebaik-baik tempat berlindung. Kisah ini juga mengajarkan bahwa hendaklah kita berpegang teguh hanya kepada-Nya secara total. "Kita berbuat kebaikan dengan niat lurus sebagai ibadah kepada-Nya. Kita pun meyakini bahwa hanya kepada-Nya kita memasrahkan hasil dari segala ikhtiar yang kita lakukan," kata Aa Gym . Saudaraku, seberat apapun peristiwa yang menimpa kita, apabila kita meyakini bahwa Allah adalah Al-Waliy; niscaya kita akan bisa menghadapinya dengan baik. Seandainya seluruh jin dan manusia bersekutu untuk mencelakai kita, apabila Allah tidak menghendaki dan memberi pelindungan, niscaya tidak akan terjadi apa-apa terhadap diri kita. Ingatlah selalu akan janji-Nya"Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan, memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan, siapa bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluan nya." QS Ath-Thalaq [65] Ayat 2-3 Maka, janganlah pesimis saat ditimpa peristiwa yang menyulitkan atau menyakitkan. Sesungguhnya, rasa bingung, takut, menderita itu adalah karena ketidaktahuan kita tentang cara Allah memberikan jalan keluar bagi kita. Baca Juga Ketika kita ditimpa suatu kepelikan masalah keuangan, sesungguhnya Dia akan mendatang kan rezeki-Nya kepada kita dari jalan dan cara yang tidak kita sangka sebelumnya. Hal ini tentu saja akan terjadi apabila kita menjadi hamba yang bertakwa kepada-Nya, bersungguh-sungguh dalam berusaha dan memasrahkan hasil segala usaha kita hanya kepada-Nya. Hidup akan selalu dipenuhi suka dan duka, sedih dan gembira, begitu seterusnya silih berganti. Apa yang menjadi masalah bukanlah pergantian siklus tersebut, melainkan cara kita menghadapi atau menyikapinya. Jika kita bisa menyikapinya dengan baik, kehidupan ini akan menjadi kesempatan bagi kita untuk terus memperbaiki diri, menambah wawasan, menambah ilmu , menguatkan keimanan , dan menyongsong kehidupan abadi di akhirat yang dipenuhi kebahagiaan. "Dengan kata lain, segala persoalan hidup yang kita temui adalah kesempatan emas yang diberikan Allah Ta'ala untuk mengangkat kemuliaan, meninggikan derajat, dan membahagiakan kita," papar Aa Gym. Baca Juga Sumber Buku Asmaul Husna karya Aa Gym Jilid 2 rhs
Membacaisti'adzah dan basmalah berarti berlindung kepada Allah dari godaan setan dari golongan jin dan manusia yang memungkinkan dapat merusak pahala membaca Al-Quran. Menyebut nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang sesuai tidak hanya mengundang pengabulan doa, bahkan mampu melahirkan optimisme dalam jiwa orang yang menyebutnya, jika Barangsiapa yang bergantung kepada selain Allah, niscaya dia akan ditelantarkan. Sebab hanya Allah satu-satunya tempat berlindung, meminta keselamatan, dan tumpuan harapan. Allah, Rabb yang menguasai segenap langit dan bumi, tidak ada satupun makhluk yang luput dari kekuasaan dan ilmu-Nya. Segala manfaat dan madharat berada di tangan-Nya. Maka sungguh mengherankan apabila manusia yang lemah bersandar kepada sesama makhluk yang lemah pula, mengapa dia tidak menyandarkan urusannya kepada Allah ta’ala yang maha kuasa? Bukankah setiap hari, di setiap kali shalat, bahkan dalam setiap raka’at shalat kita selalu membaca ayat yang mulia, Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in’; hanya kepada-Mu ya Allah kami beribadah, dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan… Oleh sebab itu bagi seorang mukmin, tempat menggantungkan hati dan puncak harapannya adalah Allah semata, bukan selain-Nya. Kepada Allah lah kita serahkan seluruh urusan kita… Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan kepada Allah saja hendaknya kalian bertawakal, jika kalian benar-benar beriman.” QS. al-Ma’idah 23. Ayat yang mulia ini menunjukkan kewajiban menggantungkan hati semata-mata kepada Allah, bukan kepada selain-Nya. Tawakal adalah ibadah. Barangsiapa menujukan ibadah itu kepada selain Allah maka dia telah melakukan kemusyrikan lihat al-Jadid fi Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 256 Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupi kebutuhannya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dia pasti akan mencukupinya…” QS. ath-Thalaq 3. Ayat yang agung ini menunjukkan bahwasanya tawakal merupakan salah satu sebab utama untuk bisa mendapatkan kemanfaatan maupun menolak kemadharatan. Tawakal adalah kewajiban dan ibadah. Barangsiapa yang menujukan ibadah ini kepada selain Allah maka dia telah berbuat kemusyrikan lihat al-Jadid fi Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 260 Salah satu bentuk perbuatan bergantung kepada selain Allah adalah dengan meminta perlindungan dan keselamatan hidup kepada selain Allah, entah itu jin, penghuni kubur ataupun yang lainnya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Janganlah kamu menyeru kepada selain Allah, sesuatu yang jelas tidak menjamin manfaat maupun madharat kepadamu, apabila kamu tetap melakukannya niscaya kamu termasuk golongan orang-orang yang zalim.” QS. Yunus 106. Mendatangkan manfaat dan menolak madharat adalah kekhususan yang dimiliki Allah. Barangsiapa yang berdoa kepada selain Allah dan dia meyakini bahwasanya yang dia seru itu menguasai kemanfaatan dan kemadharatan sebagai sekutu bagi Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat kemusyrikan lihat al-Jadid fi Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 104 Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan apabila Allah menimpakan kepadamu suatu bahaya maka tidak ada yang bisa menyingkapnya selain Dia, dan apabila Dia menghendaki kebaikan bagimu maka tidak ada yang bisa menolak keutamaan dari-Nya. Allah timpakan musibah kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Yunus 107. Ayat yang agung ini menunjukkan bahwa menyingkap keburukan/bahaya dan mendatangkan manfaat merupakan kekhususan Allah azza wa jalla. Barangsiapa yang mencari hal itu dari selain Allah sesungguhnya dia telah berbuat kemusyrikan lihat al-Jadid fi Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 105 Ini semua menunjukkan kepada kita bahwa kesempurnaan iman dan tauhid seorang hamba ditentukan oleh sejauh mana ketergantungan hatinya kepada Allah semata dan upayanya dalam menolak segala sesembahan dan tempat berlindung selain-Nya. Kalau Allah yang menguasai hidup dan mati kita, lalu mengapa kita gantungkan hati kita kepada jin dan benda-benda mati yang tidak menguasai apa-apa?! *** Penulis Abu Mushlih Ari Wahyudi Sumber . .
  • x82dhcv536.pages.dev/485
  • x82dhcv536.pages.dev/643
  • x82dhcv536.pages.dev/865
  • x82dhcv536.pages.dev/556
  • x82dhcv536.pages.dev/176
  • x82dhcv536.pages.dev/310
  • x82dhcv536.pages.dev/796
  • x82dhcv536.pages.dev/281
  • x82dhcv536.pages.dev/221
  • x82dhcv536.pages.dev/478
  • x82dhcv536.pages.dev/640
  • x82dhcv536.pages.dev/582
  • x82dhcv536.pages.dev/128
  • x82dhcv536.pages.dev/888
  • x82dhcv536.pages.dev/801
  • berlindung hanya kepada allah