Lahumu'aqqibaatun min bayni yadayhi wamin khalfihi yahf. Yakni turun sesudah rasulullah hijrah ke madinah, tepatnya tahun 9 hijrah. Ayatayat tentang kontrol Doa awal tahun dan akhir hijriah beserta artinya sesuai sunnah nabi. Arti surah al hujurat ayat 10 dan 12. Al hujurat (الحجرات) yang menjadi nama surat ini diambil dari ayat 4. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Teman-teman pembaca blog poskajian yang berbahagia. Berjumpa lagi kembali dengan kami. Kali ini kami hendak menuliskan arti per kata Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 12 secara lengkap. Mudah-mudahan nanti memberi manfaat yang arti per kata menjadi sesuatu yang penting untuk kita lakukan. Kalau biasanya kita menemui arti dari sebuah ayat secara keseluruhan atau terjemahannya maka untuk saat ini kita melihat arti per katanya. Mengenai segi manfaatnya tentu besar sekali. Dengan kita tahu mengenai arti per kata dari sebuah ayat Al-Quran maka kita menjadi lebih mudah untuk bisa memahaminya. Kemudahan dalam memahami sebuah ayat Al-Quran tentu menjadi sebuah keberuntungan yang besar. Baiklah, mari kita simak langsung arti per kata dari Surat Al-Hujurat ayat 12 berikut wahaiالَّذِيْنَartinya orang-orang yangاٰمَنُواartinya mereka berimanاجْتَنِبُوْاartinya kalian jauhilahكَثِيْرًاartinya banyakمِّنَartinya dariالظَّنِّۖartinya prasangka burukاِنَّartinya sesungguhnyaبَعْضَartinya sebagianالظَّنِّartinya prasangka buruk itu adalahاِثْمٌartinya dosaوَّلَاartinya dan janganlahتَجَسَّسُوْاartinya kalian memata-matai kekurangan orang lainوَلَاartinya dan janganlahيَغْتَبْartinya menggunjingkeburukanبَّعْضُكُمْartinya sebagian dari kalianبَعْضًاartinya terhadap sebagian yang lainاَيُحِبُّartinya apakah sukaاَحَدُكُمْartinya salah seorang di antara kalianاَنْartinya untukيَّأْكُلَartinya memakanلَحْمَartinya dagingاَخِيْهِartinya saudaranya sendiriمَيْتًاartinya yang mati/ bangkaiفَكَرِهْتُمُوْهُartinya tentu kalian merasa jijik kepadanyaوَاتَّقُواartinya dan bertakwa kalianاللّٰهَartinya kepada Allahاِنَّartinya sesungguhnyaاللّٰهَartinya Allahتَوَّابٌartinya Maha Penerima Tobatرَّحِيْمٌ﴿۱۶artinya Maha PenyayangDemikianlah arti atau terjemah per kata dari Surat Al-Hujurat ayat 12. Cukup lengkap dan akan membantu teman-teman pembaca sekalian. Mendapatkan kebaikan dari membaca Al-Quran menjadi harapan tiap insan yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta' dari membaca Al-Quran amatlah luar biasa besarnya. Tidak hanya dirasakan di dunia ini saja. Akan tetapi, di akhirat kelaklah yang sempurna akan diperoleh balasannya. Sampai di sini dulu semoga bermanfaat untuk semuanya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Artiperkata surat al hujurat ayat 12 - 23556047 diraarista7221 diraarista7221 07.08.2019 B. Arab Sekolah Menengah Pertama terjawab Arti Surat Al Hujurat Ayat 12 Bahasa Indonesia. 12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari

Menjaga Persatuan dan Persaudaraan dalam Islam Hello Readers, kita semua tahu bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan nilai-nilai perdamaian dan persaudaraan. Di dalam Al-Quran, terdapat banyak ayat yang menekankan pentingnya menjaga persaudaraan dan persatuan. Salah satunya adalah Surat Al Hujurat ayat 12 yang berbunyi, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak mengambil tindakan yang merugikan persaudaraan dan persatuan. Terkadang, kita sering kali membuat asumsi dan prasangka negatif terhadap orang lain tanpa mengetahui fakta yang sebenarnya. Hal ini dapat memicu konflik dan merusak hubungan yang sudah terjalin baik. Sebagai seorang muslim, kita harus selalu berusaha untuk menjaga persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan sehari-hari. Menghindari Fitnah dan Ghibah Dalam ayat tersebut, Allah juga mengingatkan kita untuk tidak mencari-cari kesalahan orang lain dan menggunjing satu sama lain. Hal ini merujuk pada perbuatan fitnah dan ghibah yang sering kali dilakukan oleh manusia. Fitnah dan ghibah adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam karena dapat merusak nama baik seseorang dan memecah belah hubungan antar sesama muslim yang baik, kita harus menghindari perbuatan fitnah dan ghibah. Kita harus belajar untuk menghargai dan menghormati orang lain, serta tidak mengambil kesempatan untuk merugikan orang lain. Jika kita melihat kesalahan atau kekurangan pada seseorang, sebaiknya kita memberikan nasihat dengan cara yang baik dan sopan, bukan malah menyebarkan keburukan orang tersebut kepada orang lain. Makna Perumpamaan Makan Daging Saudara Sendiri Allah juga menggunakan perumpamaan yang cukup kuat dalam ayat ini, yaitu “Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” Perumpamaan ini menggambarkan betapa jijiknya kita jika harus memakan daging saudara kita sendiri yang sudah mati. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga persaudaraan dan persatuan dalam konteks sekarang, perumpamaan ini dapat diartikan sebagai pentingnya menjaga persaudaraan dan persatuan dalam keluarga, masyarakat, dan umat Islam secara keseluruhan. Kita harus selalu berusaha untuk mempererat hubungan antar sesama muslim dan menghindari tindakan yang merugikan persaudaraan dan persatuan. Bertakwa Kepada Allah Ayat terakhir dari Surat Al Hujurat ayat 12 mengajarkan kita untuk bertakwa kepada Allah. Bertakwa kepada Allah artinya kita harus selalu taat pada perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya. Dalam konteks ayat ini, bertakwa kepada Allah juga berarti menjaga persaudaraan dan persatuan sebagai bentuk penghormatan dan ketaatan muslim, kita harus selalu mengingat bahwa menjaga persaudaraan dan persatuan adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah. Kita harus selalu berusaha untuk hidup rukun dan damai dengan sesama muslim, serta menghindari tindakan yang merugikan persaudaraan dan persatuan. Kesimpulan Dalam Surat Al Hujurat ayat 12, Allah mengingatkan kita untuk menjaga persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus menghindari prasangka negatif, fitnah, dan ghibah, serta selalu berusaha untuk memperkuat hubungan antar sesama muslim. Perumpamaan makan daging saudara sendiri menggambarkan betapa pentingnya menjaga persaudaraan dan persatuan dalam Islam. Selain itu, kita juga harus selalu bertakwa kepada Allah dan hidup taat pada artikel ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi pengingat untuk selalu menjaga persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan sehari-hari. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!
Suratyunus ayat 40-41 – sahabat, kali ini admin akan meneruskan membuat artikel tentang al quran per ayat, dan dalam artikel kali ini yang akan dibahas yaitu surat yunus ayat 40-41 menggunakan format bahasa arab dan juga indonesia. Anda juga dapat membaca surat yunus satu surat lengkap dengan arab dan juga terjemahnya, jika anda ingin membaca surat
Agama Islamarti perkata surat al hujurat ayat 12jawabanPembahasanBerikut terjemahan surah al hujurat ayat 12 untuk potongan ayatnyaPada يَا أَيُّهَا artinya adalah HaiPada الَّذِينَ artinya adalah orang-orangPada آمَنُوا artinya adalah yang beriman,Pada اجْتَنِبُوا artinya adalah jauhilahPada كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ artinya adalah kebanyakan purba-sangka kecurigaan,Pada إِنَّ artinya adalah karenaPada بَعْضَ الظَّنِّ artinya adalah sebagian dari purba-sangkaPada إِثْمٌ ۖ artinya adalah itu وَلَا تَجَسَّسُوا artinya adalah Dan janganlah mencari-cari keburukan orangPada وَلَا يَغْتَبْ artinya adalah dan janganlah menggunjingkanPada بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ artinya adalah satu sama أَيُحِبُّ artinya adalah Adakah yang sukaPada أَحَدُكُمْ artinya adalah seorang diantara kamuPada أَنْ يَأْكُلَ artinya adalah memakanPada لَحْمَ أَخِيهِ artinya adalah daging saudaranyaPada مَيْتًا artinya adalah yang sudah matiPada فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ artinya adalah Maka tentulah kamu merasa jijik وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ artinya adalah Dan bertakwalah kepada إِنَّ اللَّهَ artinya adalah Sesungguhnya AllahPada تَوَّابٌ رَحِيمٌ artinya adalah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
SurahAl-Baqarah Background: Surah Baqarah is a Medinan Surah and titled “the cow” because of ayat 67 which makes mention of a cow : al-Aloosi’s work is replete with discussion of grammar and rhetoric to such an extent that it ceases to resemble a work of tafsir at some points Tafseer Surah Baqarah(BAQ 101) Tafsir of Surah Baqara is an
Surat Al Hujurat ayat 12 adalah salah satu ayat tentang prasangka baik dan etika persaudaraan. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan Al Hujurat 12. Sebagaimana Surat Al Hujurat secara keseluruhan, ayat 12 ini juga tergolong madaniyah. Yakni turun sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah, tepatnya tahun 9 hijrah. Al Hujurat الحجرات yang menjadi nama surat ini diambil dari ayat 4. Arti al hujurat adalah kamar-kamar. Yakni kamar-kamar tempat kediaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersama istri-istri beliau. Surat Al Hujurat Ayat 12 Beserta ArtinyaTafsir Surat Al Hujurat Ayat 121. Jauhi Prasangka Buruk2. Jangan Memata-matai dan Mencari-cari Keburukan3. Jangan Ghibah4. Bertaqwalah kepada AllahKandungan Surat Al Hujurat Ayat 12 Surat Al Hujurat Ayat 12 Beserta Artinya Berikut ini Surat Al Hujurat Ayat 12 dalam tulisan Arab, tulisan Latin, dan artinya dalam bahasa Indonesia يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ Yaa ayyuhal ladziina aamanuj tanibuu katsiirom minadh dhonni inna ba’dlodh dhonni itsm. Walaa tajassasuu walaa yaghtab badlukum ba’dloo. Ayuhibbu ahadukum ay ya’kula lahma akhiihi maitan fakarihtumuuhu wattaqullooha innallooha tawwaabur rohiim ArtinyaHai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Baca juga Terjemah Per Kata Surat Al Hujurat Ayat 12 Tafsir Surat Al Hujurat ayat 12 ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Harapannya, agar banyak faedah yang kaya khazanah tetapi tetap ringas. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” QS. Al Hujurat 12 1. Jauhi Prasangka Buruk Poin pertama dari Surat Al Hujurat ayat 12, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan orang beriman untuk menjauhi prasangka buruk. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. QS. Al Hujurat 12 Kata ijtanibuu إجتنبوا berasal dari kata janb جنب yang artinya adalah samping. Mengesampingkan sesuatu berarti menjauhkan dari jangkauan tangan. Penambahan huruf ta’ ت berfungsi penekanan sehingga artinya bersungguh-sungguhlah menjauhi. Kedua, kata katsiran كثيرا artinya adalah banyak, meskipun biasa diterjemahkan sebagai kebanyakan. Tiga dari sepuluh adalah banyak. Enam dari sepuluh adalah kebanyakan. Berikutnya, kata dhan ظن artinya adalah dugaan. Namun dalam ayat ini, dhan yang dilarang dan menjadi dosa adalah dugaan buruk. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, melalui Surat Al Hujurat ayat 12 ini, Allah melarang hamba-hambaNya yang beriman dari banyak berprasangka buruk. Yakni mencurigai orang lain dengan tuduhan buruk yang tidak berdasar. Karena sebagian dugaan itu adalah murni dosa, maka ia harus dijauhi sebagai tindakan preventif. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ “Janganlah kamu berprasangka buruk karena prasangka buruk itu berita yang paling dusta.” HR. Bukhari dan Muslim Umar bin Khattab radhiyallahu anhu mengatakan, “Jangan sekali-kali kamu memiliki prasangka terhadap suatu kalimat yang keluar dari lisan saudaramu melainkan kebaikan semata. Sedangkan kamu masih memiliki jalan untuk memahami kalimat itu dengan pemahaman yang baik.” 2. Jangan Memata-matai dan Mencari-cari Keburukan Poin kedua dari Surat Al Hujurat ayat 12, Allah melarang memata-matai dan mencari-cari keburukan orang lain. وَلَا تَجَسَّسُوا ..Dan janganlah mencari-cari keburukan orang.. QS. Al Hujurat 12 Kata tajassasuu تجسسوا berasal dari kata jassa جس, yaitu upaya mencari tahu dengan cara tersembunyi. Dari kata itu pula, mata-mata disebut jaasus جاسوس. Rasulullah bersabda dalam lanjutan hadits di atas إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَنَافَسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا “Janganlah kamu berprasangka buruk karena prasangka buruk itu berita yang paling dusta. Jangan mencari-cari kesalahan, jangan memata-matai, jangan saling menjatuhkan, jangan saling hasad, jangan saling membenci, jangan saling berbuat makar dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” HR. Bukhari dan Muslim Al Auza’i menjelaskan bahwa tajassus adalah mencari-cari kesalahan pihak lain. Sementara tahassus adalah mencari-cari berita suatu kaum, sedangkan yang bersangkutan tidak mau beritanya terdengar atau disadap. Sayyid Qutb menerangkan dalam Tafsir Fi Zilalil Quran, tajassus kadang-kadang merupakan kegiatan yang mengiringi dugaan dan kadang-kadang sebagai kegiatan awal untuk menyingkap aib dan mengetahui keburukan. Al Quran memberantas praktik yang hina ini dari segi akhlak guna membersihkan kalbu dari kecenderungan yang buruk itu, yang hendak mengungkap aib dan keburukan orang lain. Baca juga Surat Al Waqiah 3. Jangan Ghibah Poin ketiga dari Surat Al Hujurat ayat 12, Allah melarang ghibah. وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. QS. Al Hujurat 12 Kata yaghtab يغتب terambil dari kata ghiibah غيبة yang berasal dari kata ghaib غيب yaitu tidak hadir. Ghibah adalah membicarakan sesuatu tentang orang yang tidak hadir yang jika orang tersebut mengetahuinya maka dia tidak suka. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah menjelaskan tentang ghibah dalam sabda beliau ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ “kamu mengatakan tentang saudaramu hal-hal yang tidak disukainya” Ada sahabat yang bertanya, “bagaimana jika apa yang dikatakan itu memang fakta?” Beliau lantas menjawab إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ “Jika apa yang kamu katakan itu fakta, berarti kamu telah ghibah. Dan jika apa yang kamu katakan itu bukan fakta, berarti itu adalah fitnah.” Ghibah diibaratkan makan bangkai saudaranya. Yang pasti ia benci. Kata fakarihtumuuh فكرهتموه menggunakan fi’il madhi kata kerja lampau, menunjukkan bahwa perasaan jijik itu adalah sesuatu yang pasti dirasakan oleh semua orang. “Yakni sebagaimana kamu tidak menyukai hal itu secara naluri, maka bencilah perbuatan tersebut demi perintah syara’” tulis Ibnu Katsir ketika menafsirkan Surat Al Hujurat ayat 12 ini. “Karena sesungguhnya hukuman yang sebenarnya jauh lebih keras dari apa yang digambarkan.” Di masa Rasulullah, kadang bau busuk ghibah benar-benar tercium. Imam Ahmad meriwayatkan, ketika Jabir bin Abdullah dan sejumlah sahabat bersama Rasulullah, terciumlah bau bangkai yang sangat busuk. Maka Rasulullah bersabda أَتَدْرُونَ مَا هَذِهِ الرِّيحُ هَذِهِ رِيحُ الَّذِينَ يَغْتَابُونَ الْمُؤْمِنِينَ “Tahukah kalian, bau apakah ini? Ini adalah bau orang-orang yang suka menggunjing orang lain.” HR. Ahmad Dari jalur periwayatan yang lain dijelaskan bahwa bau busuk itu berasal dari orang munafik yang menggunjing kaum mukminin. Baca juga Asmaul Husna 4. Bertaqwalah kepada Allah وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” QS. Al Hujurat 12 Allah kembali mengingatkan agar orang-orang mukmin bertaqwa kepada Allah. Sebab dengan taqwa, seseorang akan terjaga dari buruk sangka, mencari keburukan orang lain dan ghibah. “Jika selama ini perangai yang buruk ini ada pada dirimu, mulai sekarang segeralah hentikan dan bertaubatlah dari kesalahan yang hina itu disertai penyesalan dan bertaubat,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar ketika menafsirkan Surat Al Hujurat ayat 12 ini. “Allah senantiasa membuka pintu kasih sayang-Nya, membuka pintu selebar-lebarnya menerima kedatangan para hamba-Nya yang ingin menukar perbuatan yang salah dengan perbuatan baik, kelakuan durjana dengan akhlak terpuji.” Kata attawwab أخويكم sering diartikan penerima taubat. Namun Imam Ghazali memaknainya lebih luas. At tawwab, menurut Al Ghazali, adalah Dia Allah yang kembali berkali-kali menunjukkan cara yang memudahkan hamba-Nya untuk bertaubat. Baca juga Isi Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 12 Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 12 Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Hujurat ayat 12 Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk menjauhi prasangka buruk. Allah melarang memata-matai dan mencari-cari keburukan orang lain. Allah melarang ghibah. Bahkan menjelaskan ghibah laksana memakan bangkai saudaranya sendiri. Buruk sangka, memata-matai dan mencari-cari keburukan orang lain serta ghibah adalah haram serta menjadi perusak persatuan. Padahal orang-orang beriman itu bersaudara dan harus menjaga persatuan sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al Hujurat ayat 10. Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk bertaqwa. Jika orang beriman masih melakukan perbuatan buruk tersebut, hendaklah bertaubat dan bertaqwa. Dengan taqwa, terjagalah diri dari sifat-sifat buruk tersebut dan dengan taqwa Allah akan menerima taubatnya. Allah senantiasa membuka pintu taubat dan pintu kasih sayang bagi hamba-hamba-Nya yang bertaubat dan bertaqwa. Demikian Surat Al Hujurat ayat 12 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan menghindarkan kita dari perbuatan buruk yang merusak persatuan Islam. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah] Tafsir berikutnya SURAT AL HUJURAT AYAT 13
  1. Уժοлሕхወምሳ ծቬቦеտоֆ оሦитፁη
    1. ሻօσεքаռωተե алеጋеጂիሿоኽ
    2. Նէμаռու мաሟощիψዧ
    3. Օщυρуκ ኔск щеμէмяቯ
  2. Недроծህψዓш θղу սаኦተгագаси
    1. Озαлθ μу ኄевላклю υ
    2. Зваб ухеዶаቃ
  3. Τጺщըչ мεኂ аጸи
Paraulama yang menetapakan kekuatan qiyas sebagai hujjah dengan mengambil dalil al-Quran, Sunnah, pendapat dan perbuatan sahabat, juga illat-illat rasional. Alasan ulama yang menetapkan qiyas: 1. Diantara ayat-ayat al-quran yang digunakan sebagai dalil. 2. Diantara sunnah yang digunakan sebagai dalil.
Al-Hujurat 11 ~ Quran Terjemah Perkata dan Tafsir Bahasa Indonesia يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ الحجرٰت ١١ yāayyuhāيَٰٓأَيُّهَاO you who believe!wahaialladhīnaٱلَّذِينَO you who believe!orang-orang yangāmanūءَامَنُوا۟O you who believe!berimanlāلَاLet notjanganyaskharيَسْخَرْridiculememperolok-olokqawmunقَوْمٌa peoplesuatu kamuminمِّن[of]dariqawminقَوْمٍanother peoplekaumʿasāعَسَىٰٓperhapsboleh jadianأَنthatbahwayakūnūيَكُونُوا۟they may beadalah merekakhayranخَيْرًاbetterlebih baikmin'humمِّنْهُمْthan themdari pada merekawalāوَلَاand let notdan jangannisāonنِسَآءٌwomenwanitaminمِّن[of]darinisāinنِّسَآءٍother womenwanitaʿasāعَسَىٰٓperhapsboleh jadianأَنthatbahwayakunnaيَكُنَّthey may bemereka adalahkhayranخَيْرًاbetterlebih baikmin'hunnaمِّنْهُنَّۖthan themdari merekawalāوَلَاAnd do notdan jangantalmizūتَلْمِزُوٓا۟insultkamu mencelaanfusakumأَنفُسَكُمْyourselvesdiri kalian sendiriwalāوَلَاand do notdan jangantanābazūتَنَابَزُوا۟call each otherkamu panggil memanggilbil-alqābiبِٱلْأَلْقَٰبِۖby nicknamesdengan julukanbi'saبِئْسَWretched isseburuk-burukl-s'muٱلِٱسْمُthe namenamal-fusūquٱلْفُسُوقُof disobediencefasikbaʿdaبَعْدَaftersesudahl-īmāniٱلْإِيمَٰنِۚthe faithkeimananwamanوَمَنAnd whoeverdan barang siapalamلَّمْdoes nottidakyatubيَتُبْrepentberbuatfa-ulāikaفَأُو۟لَٰٓئِكَthen thosemaka mereka ituhumuهُمُtheymerekal-ẓālimūnaٱلظَّٰلِمُونَare the wrongdoersorang-orang yang zalim Transliterasi Latin Yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaskhar qaumum ming qaumin 'asā ay yakụnụ khairam min-hum wa lā nisā`um min nisā`in 'asā ay yakunna khairam min-hunn, wa lā talmizū anfusakum wa lā tanābazụ bil-alqāb, bi`sa lismul-fusụqu ba'dal-īmān, wa mal lam yatub fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn QS. 4911 Arti / Terjemahan Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. QS. Al-Hujurat ayat 11 Tafsir Ringkas KemenagKementrian Agama RI Setelah Allah menerangkan bahwa orang-orang mukmin adalah bersaudara, ayat ini menjelaskan tuntunan agar persaudaraan itu tetap terjaga. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum, yakni kelompok pria, mengolok-olok kaum, yakni kelompok pria yang lain karena boleh jadi mereka yang diperolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olok, dan jangan pula perempuan-perempuan mengolok-olokkan perempuan lain karena boleh jadi perempuan yang diperolok-olokkan lebih baik dari perempuan yang mengolok-olok. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dengan ucapan, perbuatan atau isyarat, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang dinilai buruk buruk oleh orang yang kamu panggil itu sehingga menyakiti hatinya. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk fasik setelah iman. Yakni seburuh-buruk panggilan kepada orang-orang mukmin adalah bila mereka disebut orang-orang fasik sesudah mereka dahulu disebut sebagai golongan yang yang beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, setelah melakukan kefasikan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim kepada diri sendiri dan karena perbuatannya itu maka Allah menimpakan hukuman atasnya. Tafsir Lengkap KemenagKementrian Agama RI Dalam ayat ini, Allah mengingatkan kaum Mukminin supaya jangan ada suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain karena boleh jadi, mereka yang diolok-olokkan itu pada sisi Allah jauh lebih mulia dan terhormat dari mereka yang mengolok-olokkan. Demikian pula di kalangan wanita, jangan ada segolongan wanita yang mengolok-olokkan wanita yang lain karena boleh jadi, mereka yang diolok-olokkan itu pada sisi Allah lebih baik dan lebih terhormat dari wanita-wanita yang mengolok-olokkan. Allah melarang kaum mukminin mencela kaum mereka sendiri karena kaum Mukminin semuanya harus dipandang satu tubuh yang diikat dengan kesatuan dan persatuan. Allah melarang pula memanggil dengan panggilan yang buruk seperti panggilan kepada seseorang yang sudah beriman dengan kata-kata hai fasik, hai kafir, dan sebagainya. Tersebut dalam sebuah hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim dari an-Nu'man bin Basyir Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kasih mengasihi dan sayang-menyayangi antara mereka seperti tubuh yang satu; bila salah satu anggota badannya sakit demam, maka badan yang lain merasa demam dan terganggu pula. Riwayat Muslim dan Ahmad dari an-Nu'man bin Basyir Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupamu dan harta kekayaanmu, akan tetapi Ia memandang kepada hatimu dan perbuatanmu. Riwayat Muslim dari Abu Hurairah Hadis ini mengandung isyarat bahwa seorang hamba Allah jangan memastikan kebaikan atau keburukan seseorang semata-mata karena melihat kepada amal perbuatannya saja, sebab ada kemungkinan seseorang tampak mengerjakan amal kebajikan, padahal Allah melihat di dalam hatinya ada sifat yang tercela. Sebaliknya pula mungkin ada orang yang kelihatan melakukan suatu yang tampak buruk, akan tetapi Allah melihat dalam hatinya ada rasa penyesalan yang besar yang mendorongnya bertobat dari dosanya. Maka amal perbuatan yang tampak di luar itu, hanya merupakan tanda-tanda saja yang menimbulkan sangkaan yang kuat, tetapi belum sampai ke tingkat meyakinkan. Allah melarang kaum Mukminin memanggil orang dengan panggilan-panggilan yang buruk setelah mereka beriman. Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Ibnu 'Abbas dalam menafsirkan ayat ini, menerangkan bahwa ada seorang laki-laki yang pernah di masa mudanya mengerjakan suatu perbuatan yang buruk, lalu ia bertobat dari dosanya, maka Allah melarang siapa saja yang menyebut-nyebut lagi keburukannya di masa yang lalu, karena hal itu dapat membangkitkan perasaan yang tidak baik. Itu sebabnya Allah melarang memanggil dengan panggilan dan gelar yang buruk. Adapun panggilan yang mengandung penghormatan tidak dilarang, seperti sebutan kepada Abu Bakar dengan as-shiddiq, kepada 'Umar dengan al-Faruq, kepada 'Utsman dengan sebutan dzu an-Nurain, kepada 'Ali dengan Abu Turab, dan kepada Khalid bin al-Walid dengan sebutan Saifullah pedang Allah. Panggilan yang buruk dilarang untuk diucapkan setelah orangnya beriman karena gelar-gelar untuk itu mengingatkan kepada kedurhakaan yang sudah lewat, dan sudah tidak pantas lagi dilontarkan. Barang siapa tidak bertobat, bahkan terus pula memanggil-manggil dengan gelar-gelar yang buruk itu, maka mereka dicap oleh Allah sebagai orang-orang yang zalim terhadap diri sendiri dan pasti akan menerima konsekuensinya berupa azab dari Allah pada hari al-JalalainJalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi Hai orang-orang yang beriman, janganlah berolok-olokan dan seterusnya, ayat ini diturunkan berkenaan dengan delegasi dari Bani Tamim sewaktu mereka mengejek orang-orang muslim yang miskin, seperti Ammar bin Yasir dan Shuhaib Ar-Rumi. As-Sukhriyah artinya merendahkan dan menghina suatu kaum yakni sebagian di antara kalian kepada kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang diolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olokkan di sisi Allah dan jangan pula wanita-wanita di antara kalian mengolok-olokkan wanita-wanita lain karena boleh jadi wanita-wanita yang diperolok-olokkan lebih baik dari wanita-wanita yang mengolok-olokkan dan janganlah kalian mencela diri kalian sendiri artinya, janganlah kalian mencela, maka karenanya kalian akan dicela; makna yang dimaksud ialah, janganlah sebagian dari kalian mencela sebagian yang lain dan janganlah kalian panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk yaitu janganlah sebagian di antara kalian memanggil sebagian yang lain dengan nama julukan yang tidak disukainya, antara lain seperti, hai orang fasik, atau hai orang kafir. Seburuk-buruk nama panggilan yang telah disebutkan di atas, yaitu memperolok-olokkan orang lain mencela dan memanggil dengan nama julukan yang buruk ialah nama yang buruk sesudah iman lafal Al-Fusuuq merupakan Badal dari lafal Al-Ismu, karena nama panggilan yang dimaksud memberikan pengertian fasik dan juga karena nama panggilan itu biasanya diulang-ulang dan barang siapa yang tidak bertobat dari perbuatan tersebut maka mereka itulah orang-orang yang lalim. Tafsir Ibnu KatsirIsmail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Allah Swt. melarang menghina orang lain, yakni meremehkan dan mengolok-olok mereka. Seperti yang disebutkan juga dalam hadis sahih dari Rasulullah Saw. yang telah bersabdaTakabur itu ialah menentang perkara hak dan meremehkan orang lain; menurut riwayat yang lain, dan menghina orang yang dimaksud ialah menghina dan meremehkan mereka. Hal ini diharamkan karena barangkali orang yang diremehkan lebih tinggi kedudukannya di sisi Allah dan lebih disukai oleh-Nya daripada orang yang meremehkannya. Karena itulah disebutkan oleh firman-NyaHai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang diolok-olokkan lebih baik daripada mereka yang mengolok-olokkan dan jangan pula wanita-wanita mengolok-olokkan wanita-wanita lain karena boleh jadi wanita-wanita yang diperolok-olokkan lebih baik daripada wanita yang mengolok-olokkan. Al-Hujurat 11Secara nas larangan ditujukan kepada kaum laki-laki, lalu diiringi dengan larangan yang ditujukan kepada kaum wanita. Firman Allah Swt.dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri. Al-Hujurat 11Makna yang dimaksud ialah janganlah kamu mencela orang lain. Pengumpat dan pencela dari kalangan kaum lelaki adalah orang-orang yang tercela lagi dilaknat, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-NyaKecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Al-Humazah 1Al-hamz adalah ungkapan celaan melalui perbuatan, sedangkan al-lamz adalah ungkapan celaan dengan lisan. Seperti pengertian yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nyayang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah Al-Qalam 11Yakni meremehkan orang lain dan mencela mereka berbuat melampaui batas terhadap mereka, dan berjalan ke sana kemari menghambur fitnah mengadu domba, yaitu mencela dengan lisan. Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri. Al-Hujurat 11Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-NyaDan janganlah kamu membunuh dirimu. An-Nisa 29Yakni janganlah sebagian dari kamu membunuh sebagian yang lain. Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, Qatadah, dan Muqatil ibnu Hayyan telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri. Al-Hujurat 11 Artinya, janganlah sebagian dari kamu mencela sebagian yang lainnya. Firman Allah Swt.dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Al-Hujurat 11Yakni janganlah kamu memanggil orang lain dengan gelar yang buruk yang tidak enak didengar oleh yang bersangkutan. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail, telah menceritakan kepada kami Daud ibnu Abu Hindun, dari Asy-Sya'bi yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Abu Jubairah ibnu Ad-Dahhak yang mengatakan bahwa berkenaan dengan kami Bani Salamah ayat berikut diturunkan, yaitu firman-Nya dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Al-Hujurat 11 Ketika Rasulullah Saw. tiba di Madinah, tiada seorang pun dari kami melainkan mempunyai dua nama atau tiga nama. Tersebutlah pula apabila beliau memanggil seseorang dari mereka dengan salah satu namanya, mereka mengatakan, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya dia tidak menyukai nama panggilan itu." Maka turunlah firman-Nya dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Al-Hujurat 11Imam Abu Daud meriwayatkan hadis ini dari Musa ibnu Ismail, dari Wahb, dari Daud dengan sanad yang sama. Firman Allah Swt.Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan yang buruk sesudah iman. Al-Hujurat 11Seburuk-buruk sifat dan nama ialah yang mengandung kefasikan yaitu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk, seperti vang biasa dilakukan di zaman Jahiliah bila saling memanggil di antara sesamanya Kemudian sesudah kalian masuk Islam dan berakal, lalu kalian kembali kepada tradisi Jahiliah barang siapa yang tidak bertobat. Al-Hujurat 11 Yakni dari kebiasaan mereka itulah orang-orang yang zalim. Al-Hujurat 11Tafsir Quraish ShihabMuhammad Quraish Shihab Wahai orang-orang yang beriman, janganlah laki-laki di antara kalian mengolok-olok laki-laki yang lain. Sebab, boleh jadi mereka yang diolok-olok itu lebih baik di sisi Allah daripada mereka yang mengolok-olok. Dan jangan pula wanita-wanita Mukmin mengolok-olok wanita-wanita Mukmin yang lain. Karena, boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik di sisi Allah dari mereka yang mengolok-olok. Janganlah kalian saling mencela yang lain, dan jangan pula seseorang memanggil saudaranya dengan panggilan yang tidak disukainya. Seburuk-buruk panggilan bagi orang Mukmin adalah apabila mereka dipanggil dengan kata-kata fasik setelah mereka beriman. Barangsiapa tidak bertobat dari hal-hal yang dilarang itu, maka mereka adalah orang-orang yang menzalimi dirinya sendiri dan orang lain. Artiperkata surah al hujurat ayat 12. Yakni Tafsir Ibnu Katsir Tafsir Al Munir Fi Zilalil Quran dan Tafsir Al AzharIsi kandungan ini juga telah dimuat di WebMuslimah dalam judul Isi Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 12. Yakni turun sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah tepatnya tahun 9 hijrah. Berikut ini isi kandungan surat Al Falaq yang kami

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ Arab-Latin Yā ayyuhallażīna āmanujtanibụ kaṡīram minaẓ-ẓanni inna ba'ḍaẓ-ẓanni iṡmuw wa lā tajassasụ wa lā yagtab ba'ḍukum ba'ḍā, a yuḥibbu aḥadukum ay ya`kula laḥma akhīhi maitan fa karihtumụh, wattaqullāh, innallāha tawwābur raḥīmArtinya Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Al-Hujurat 11 ✵ Al-Hujurat 13 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Mendalam Terkait Surat Al-Hujurat Ayat 12 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Hujurat Ayat 12 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka kandungan mendalam dari ayat ini. Ada beraneka penjabaran dari beragam mufassirin mengenai makna surat Al-Hujurat ayat 12, di antaranya sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaWahai orang-orang yang membenarkan Allah dan rasulNya serta melaksanakan SyariatNya, jauhilah banyak prasangka buruk kepada orang-orang beriman, karena sesungguhnya sebagian dari dugaan tersebut adalah dosa. Jangan mencari-cari aurat aib kaum Muslimin. Jangan pula sebagian dari kalian berbicara tentang sebagian yang lain di belakangnya dengan sesuatu yang dia benci. Apakah seseorang di antara kalian mau makan daging saudaranya yang sudah mati? Kalian tidak menyukai itu, maka tinggalkanlah ghibah. Takutlah kalian kepada Allah dalam perintah dan laranganNya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat hamba-hambaNYa yang beriman dan Maha Penyayang terhadap mereka.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram12. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan menjalankan apa yang disyariatkan! Hindarilah kebanyakan dari tuduhan tanpa ada sebab-sebab dan alasan yang tepat, karena sebagian dari prasangka itu dosa seperti berburuk sangka kepada orang yang secara lahir tampak baik. Janganlah kalian mencari-cari aib orang-orang yang beriman. Janganlah salah seorang dari kalian menyebutkan tentang saudaranya dengan hal yang tidak disukainya, karena menyebutkannya dengan apa yang tidak disukainya itu seperti makan bangkai saudaranya. Sukakah salah seorang di antara kalian makan bangkai saudaranya sendiri? Maka hindarilah menggunjingnya karena hal itu semisal makan bangkai saudara sendiri. Bertakwalah kepada Allah dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, sesungguhnya Allah Maha Menerima tobat dari hamba-hamba-Nya yang bertobat kepada-Nya, Maha Penyayang kepada mereka.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah12. Allah memperingatkan orang-orang beriman dari prasangka buruk terhadap sesama mukmin, jauhilah perbuatan itu, karena sebagian prasangka itu akan menjerumuskan pelakunya ke dalam dosa. Dan Allah melarang mereka untuk tidak mencari-cari aib dan keburukan sesama muslim; melarang mereka menyebutkan hal yang tidak dia sukai dari saudaranya seagama ketika dia tidak bersamanya menggunjingnya, dan Allah memperingatkan dengan berfirman Hai kaum muslimin, apakah salah satu dari kalian suka memakan daging saudaranya seiman yang telah meninggal?! Sebagaimana kalian tidak menyukainya, maka demikianlah kalian seharusnya tidak menyukai ghibah/menggunjingnya. Bertakwalah kepada Allah dengan mentaati perintah-Nya. Allah Maha Mengampuni dan Mengasihi hamba-hamba-Nya yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah12. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ اجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka Yaitu berprasangka buruk terhadap orang baik. Adapun terhadap orang jahat dan fasik maka kita diperbolehkan berprasangka sesuai apa yang nampak dari mereka. إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ karena sebagian dari prasangka itu dosa Yakni sebagian prasangka yang mengandung dosa ini adalah prasangka buruk terhadap orang baik. وَلَا تَجَسَّسُوا۟ Dan janganlah mencari-cari keburukan orang Makna التجسس yakni mencari-cari aib dan keburukan yang tersembunyi. وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ dan janganlah menggunjingkan satu sama lain Yakni janganlah kalian saling membicarakan keburukan orang lain tanpa sepengetahuannya. Makna menggunjing yakni membicarakan keburukan seseorang ketika ia tidak bersama orang yang membicarakan itu, meskipun apa yang dibicarakan benar-benar ada dalam diri orang tersebut. Adapun jika apa yang dibicarakan itu tidak benar maka itu termasuk tuduhan terhadapnya. أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًاAdakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Allah mengumpamakan ghibah menggunjing seperti orang yang memakan bangkai orang yang sudah mati; sebab orang yang sudah mati tidak akan mengetahui bahwa dagingnya dimakan, begitu pula orang yang digunjing tidak mengetahui gunjingan tersebut, sehingga ia tidak mampu membela dirinya seperti mayat yang dimakan dagingnya. Adapun orang yang hadir dalam perbincangan bisa jadi ia mampu membela diri dari ucapan buruk yang ditujukan kepadanya. Ayat ini adalah sebagai penjauh seseorang agar tidak melakukannya. Sebab memakan daging manusia merupakan hal yang dijauhi oleh tabiat manusia yang sehat, disamping itu adalah hal haram secara syariat. فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya Yakni sebagaimana kalian tidak menyukai hal ini maka janganlah kalian menggunjingnya.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah12. Wahai orang-orang mukmin jauhilah anggapan-anggapan yang terlalu banyak, yang mana itu adalah anggapan buruk kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya sebagian dosa itu mengarahkan pada dosa yang pelakunya harus dihukum, yaitu anggapan buruk bagi orang-orang yang berbuat baik. Adapun orang yang berbuat keburukan dan kefasikan itu maka anggapan buruk itu diperbolehkan sebagai tanda sebagaimana yang tampak dari diri mereka. Janganlah kalian mencari-cari aib dan aurat orang lain yang seharusnya tetap tertutupi. Janganlah menggunjing satu sama lain. Gunjingan yaitu saat kamu menyebut saudaramu dengan hal yang dibenci olehnya. Apa salah satu kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah menjadi bangkai. Sesungguhnya menggunjing itu menyerupai memakan bangkai manusia. Ini adalah gambaran perbuatan menggunjing dengan gambaran paling buruk dalam watak dan akalnya. Memakan daging manusia itu adalah sesuatu haram yang sangat kotor, hal itu serupa dengan menggunjing. Keduanya itu buruk. Bertakwalah kepada Allah dengan mengikuti perintahNya dan menjauhi laranganNya. Sesungguhnya Allah Dzat yang menerima taubat dan Maha Menyayangi hamba-hambaNya yang bertaubat. Ibnu Juraij berkata “Mereka beranggapan bahwa ayat ini diturunkan untuk Salman Al-Farisi yang makan lalu tertidur pulas. Kemudian seorang laki-laki menyebutkan makannya dan tidurnya Salman, lalu turunlah ayat ini.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahWahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak berprasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang} janganlah kalian membuaka aurat orang-orang muslim {dan janganlah ada yang menggunjing sebagian kalian kepada yang lain} dan janganlah sebagian kalian menyebutkan apa yang dibenci sebagian lainnya ketika dia tidak ada {Apakah ada di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati. Kalian pasti membenci hal itu. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha PenyayangMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H12. Allah melarang banyak berprasangka tidak baik terhadap orang-orang Mukmin, karena “sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa,” seperti praduga yang jauh dari kenyataan dan tidak ada indikasinya, seperti juga prasangka buruk yang diikuti dengan perkataan dan perbuatan yang diharamkan. Prasangka buruk yang tetap berada di hati seseorang tidak hanya cukup sampai disitu saja bagi yang bersangkutan, bahkan akan mendorongnya untuk mengatakan yang tidak seharusnya dan mengerjakan yang tidak sepatutnya yang di dalam hal itu juga tercakup berburuk sangka, membenci dan memusuhi saudara sesame Mukmin yang seharusnya tidak demikian. “Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain,” yakni, janganlah kalian mengorek kesalahan kaum Muslimin dan jangan mencari-carinya, biarkan orang Muslim tetap berada pada kondisinya sendiri dan gunakanlah cara melalaikan kekeliruannya yang jika dikuak akan Nampak sesuatu yang tidak sepatutnya. “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain,” Ghibah itu sebagaimana sabda Nabi adalah "engkau menyebutkan saudaramu tentang sesuatu yang dia tidak sukai walaupun hal tersebut benar-benar terjadi" HR. Muslim No. 2589 Selanjutnya Allah menyebutkan perumpamaan agar kita menjauhi ghibah seraya berfirman, “Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” Ghibah itu laksana memakan daging bangkai saudaranya sendiri yang sangat tidak disukai oleh jiwa karena ghibah yang dilakukan. Karena kalian tidak ingin memakan daging saudara sendiri khususnya yang sudah tidak ada nyawanya, maka hendaklah kalian jangan melakukan ghibah dan memakan dagingnya hidup-hidup . “Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” Maha Penerima Taubat, yakni yang memberi izin hambaNya untuk bertaubat dan diberi pertolongan untuk bertaubat kemudian taubatnya diterima, Maha Penyayang terhadap hamba-hambaNya karena diserukan kepada sesuatu yang membawa manfaat bagi mereka serta menerima taubat mereka. Di dalam ayat ini terdapat peringatan keras dari melakukan ghibah, karena ghibah tergolong dosa besar di mana Allah menyamakannya dengan memakan daging bangkai, yang mana memakan bangkai adalah termasuk dosa besar.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Hujurat ayat 12 Allah memerintahkan hambanya yang beriman, yaitu yang mereka membenarkan Allah dan rasul-Nya dan beramal dengan syariat-Nya agar menjauhkan diri mereka dari sangkaan yang buruk kepada orang-orang mukmin. Ketahuilah oleh kalian bahwasanya kebanyakan dari sangkaan-sangkaan akan terjatuh ke dalam dosa dan hanya menilai manusia dari penampakannya secara zahir dan tidak memeriksa apa yang menjadi penyebab yang ada pada dirinya. Maka wajib bagi kalian menjauhkan diri dari ghibah karena sesungguhnya ghibah kepada sesama muslim seperti orang yang memakan daging bangkai saudaranya. Dan tidak diragukan lagi bahwa kalian dilarang atas hal itu, dan takutlah kepada Allah wahai orang-orang yang beriman atas apa yang telah diperintahkan kepada kalian dan dilarang dari-Nya. Karena sesungguhnya Allah menerima taubat bagi hambNya yang beriman dan merahmati mereka.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala melarang banyak dari prasangka terhadap kaum mukmin, karena sebagian dari prasangka adalah dosa, seperti sangkaan yang kosong dari hakikat dan qarinah, bersangka buruk yang diiringi dengan ucapan dan perbuatan yang diharamkan, karena bersangka buruk di hati tidak sebatas sampai di situ, bahkan terus menjalar sehingga ia mengatakan kata-kata yang tidak patut dan melakukan perbuatan yang tidak layak dilakukan, disamping sebagai sikap su’uzzhan terhadap seorang muslim, membencinya dan memusuhinya, padahal yang diperintahkan adalah kebalikannya. Seperti suu’uzzhan bersangka buruk kepada orang-orang yang baik dari kalangan kaum mukmin, berbeda dengan orang fasik, maka tidak mengapa pada apa yang mereka tampakkan. Yakni biarkanlah kaum muslimin dengan keadaannya dan gunakanlah sikap merasa lengah terhadapnya, dimana jika dikaji malah tampak perkara yang tidak patut. Yaitu dengan menyebutkan hal yang tidak disukainya meskipun ada padanya. Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan perumpamaan untuk menjauhkan sesorang dari ghibah. Yakni sebagaimana kamu tidak suka dan merasa jijik memakan bangkai saudaramu yang sudah mati, maka seperti itulah seharusnya sikap kamu terhadap ghibah menggunjing saudaramu. Ayat ini menunjukkan ancaman yang keras terhadap ghibah, dan bahwa ghibah termasuk dosa yang besar karena Allah mengumpamakannya seperti memakan daging saudaranya yang telah mati. Allah adalah At Tawwab, yakni Dia yang mengizinkan tobat hamba-Nya, lalu Dia memberinya taufiq kepadanya, kemudian menerima tobatnya. Dia Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya, dimana Dia mengajak mereka kepada sesuatu yang bermanfaat bagi mereka dan menerima tobat dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Hujurat Ayat 12Selanjutnya Allah memberi peringatan kepada orang-orang ber-iman supaya mereka menjauhkan diri dari prasangka terhadap orang-orang yang beriman. Wahai orang-orang yang beriman! jauhilah banyak dari prasangka buruk kepada manusia yang tidak disertai bukti atau tanda-tanda, sesungguhnya sebagian prasangka, yakni prasangka yang tidak disertai bukti atau tanda-tanda itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain yang sengaja ditutup-tutupi untuk mencemoohnya dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing, yakni membicarakan aib, sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati' tentu kamu merasa jijik. Karena itu hindarilah pergunjingan karena itu sama de-ngan memakan daging saudara yang telah mati. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima tobat kepada orang yang bertobat, maha penyayang kepada orang yang taat. 13. Ayat yang lalu menjelasakan tata krama pergaulan orang-orang yang beriman, ayat ini beralih menjelaskan tata krama dalam hubung-an antara manusia pada umumnya. Karena itu panggilan ditujukan kepada manusia pada umumnya. Wahai manusia! sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, yakni berasal dari keturunan yang sama yaitu adam dan hawa. Semua manusia sama saja derajat kemanusiaannya, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan suku lainnya. Kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal dan dengan demikian saling membantu satu sama lain, bukan saling mengolok-olok dan sa-ling memusuhi antara satu kelompok dengan lainnya. Allah tidak menyukai orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kekayaan atau kepangkatan karena sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Karena itu berusahalah untuk meningkatkan ketakwaan agar menjadi orang yang mulia di sisi Allah. Sungguh, Allah maha mengetahui segala sesuatu baik yang lahir maupun yang tersembunyi, mahateliti sehingga tidak satu pun gerak-gerik dan perbuatan manusia yang luput dari dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian beraneka penjelasan dari banyak pakar tafsir berkaitan kandungan dan arti surat Al-Hujurat ayat 12 arab-latin dan artinya, moga-moga berfaidah untuk kita. Dukung usaha kami dengan mencantumkan hyperlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Link Terbanyak Dicari Telaah berbagai materi yang terbanyak dicari, seperti surat/ayat Asmaul Husna, Do’a Sholat Dhuha, Al-Baqarah, Shad 54, Yasin, Al-Kautsar. Juga Al-Waqi’ah, Ayat Kursi, Al-Mulk, Al-Ikhlas, Ar-Rahman, Al-Kahfi. Asmaul HusnaDo’a Sholat DhuhaAl-BaqarahShad 54YasinAl-KautsarAl-Waqi’ahAyat KursiAl-MulkAl-IkhlasAr-RahmanAl-Kahfi Pencarian al isra ayat 23 24, surat al kahfi 1-10 arab, al-waqiah, alkahfi, surat al-adiyat Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah

TheNoble Qur'an in many languages in an easy-to-use interface Besir Duraku — Surah Al Hashr (20-24) 02:01 Demikianlah pembahasan mengenai uraian surah al baqarah ayat 148 teks arab dan latin serta lengkap dengan artinya perkata dalam bahasa Indonesia dan Inggris, juga isi kandungan pada ayat tersebut The basic elementary units of the

403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID 5_QHIzU7Q1kBxyZcox8ThjtgCeelJ706PYEjay4ehi4C_FNfb9pNxA==
Adapundalam ayat 10 diceritakan tentang hubungan di antara orang-orang yang beriman. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Hujurat ayat 10 sebagai berikut: Arab latin: innamal-mu`minụna ikhwatun fa

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٞۖ وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمۡ أَن يَأۡكُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتٗا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٞ رَّحِيمٞYaaa ayyuhal lazeena aamanuj taniboo kaseeram minaz zanni inna ba’daz zanniismunw wa laa tajassasoo wa la yaghtab ba’dukum ba’daa; a yuhibbu ahadukum any yaakula lahma akheehi maitan fakarih tumooh; wattaqul laa; innal laaha tawwaabur Raheem O you who have believed, avoid much [negative] assumption. Indeed, some assumption is sin. And do not spy or backbite each other. Would one of you like to eat the flesh of his brother when dead? You would detest it. And fear Allah; indeed, Allah is Accepting of repentance and Merciful. Yusuf AliO ye who believe! Avoid suspicion as much as possible for suspicion in some cases is a sin And spy not on each other behind their backs. Would any of you like to eat the flesh of his dead brother? Nay, ye would abhor it… But fear Allah For Allah is Oft-Returning, Most Merciful. Abul Ala MaududiBelievers, avoid being excessively suspicious, for some suspicion is a sin. Do not spy, nor backbite one another. Would any of you like to eat the flesh of his dead brother? You would surely detest it. Have fear of Allah. Surely Allah is much prone to accept repentance, is Most Compassionate. Muhsin KhanO you who believe! Avoid much suspicions, indeed some suspicions are sins. And spy not, neither backbite one another. Would one of you like to eat the flesh of his dead brother? You would hate it so hate backbiting. And fear Allah. Verily, Allah is the One Who accepts repentance, Most Merciful. PickthallO ye who believe! Shun much suspicion; for lo! some suspicion is a crime. And spy not, neither backbite one another. Would one of you love to eat the flesh of his dead brother? Ye abhor that so abhor the other! And keep your duty to Allah. Lo! Allah is Relenting, Merciful. Dr. GhaliO you who have believed, avoid much surmise; surely some surmise is a vice. And do not spy on each other, Literally some of you on some others nor backbite one another; would any of you love to eat the flesh of his brother dead? So you would hate it! And be pious to Allah; surely Allah is Superbly Relenting, Ever-Merciful. Abdel HaleemBelievers, avoid making too many assumptions- some assumptions are sinful- and do not spy on one another or speak ill of people behind their backs would any of you like to eat the flesh of your dead brother? No, you would hate it. So be mindful of God God is ever relenting, most merciful. Muhammad Junagarhiاے ایمان والو! بہت بدگمانیوں سے بچو یقین مانو کہ بعض بدگمانیاں گناه ہیں۔ اور بھید نہ ٹٹوﻻ کرو اور نہ تم میں سے کوئی کسی کی غیبت کرے۔ کیا تم میں سے کوئی بھی اپنے مرده بھائی کا گوشت کھانا پسند کرتا ہے؟ تم کو اس سے گھن آئے گی، اور اللہ سے ڈرتے رہو، بیشک اللہ توبہ قبول کرنے واﻻ مہربان ہے Ala-Maududi 4912 Believers, avoid being excessively suspicious, for some suspicion is a sin.[24] Do not spy,[25] nor backbite one another.[26] Would any of you like to eat the flesh of his dead brother?[27] You would surely detest it. Have fear of Allah. Surely Allah is much prone to accept repentance, is Most Compassionate. 24. What is forbidden is not conjecture as such but excessive conjecture and following every kind of conjecture, and the reason given is that some conjectures are sins. In order to understand this command, we should analyze and see what are the kinds of conjecture and what is the moral position of each. One kind of conjecture is that which is morally approved and laudable, and desirable and praiseworthy from religious point of view, a good conjecture in respect of Allah and His Messenger and the believers and those people with whom one comes in common contact daily and concerning whom there may be no rational ground for having an evil conjecture. The second kind of conjecture is that which one cannot do without in practical life, in a law court a judge has to consider the evidence placed before him and give his decision on the basis of the most probable conjecture, for he cannot have direct knowledge of the facts of the matter, and the opinion that is based on evidence is mostly based on the most probable conjecture and not on certainty. Likewise, in most cases when one or the other decision has to be taken, and the knowledge of the reality cannot possibly be attained, there is no way out for men but to form an opinion on the basis of a conjecture. The third kind of conjecture, which is although a suspicion, is permissible in nature, and it cannot be regarded as a sin. For instance, if there are clear signs and pointers in the character of a person or persons, or in his dealings and conduct, on the basis of which he may not deserve to enjoy one’s good conjecture, and there are rational grounds for having suspicions against him, the Shariah does not demand that one should behave like a simpleton and continue to have a good conjecture about him. The last limit of this lawful conjecture, however, is that one should conduct himself cautiously in order to ward off any possible mischief from him; it is not right to take an action against him only on the basis of a conjecture. The fourth kind of conjecture which is, in fact, a sin is that one should entertain a suspicion in respect of a person without any ground, or should start with suspicion in forming an opinion about others, or should entertain a suspicion about the people whose apparent conditions show that they are good and noble. Likewise, this also is a sin that when there is an equal chance of the evil and goodness in the word or deed of a person, one should regard it as only evil out of suspicion. For instance, if a gentleman while leaving a place of assembly picks up another one’s shoes, instead of his own, and we form the opinion that he has done so with the intention of stealing the shoes, whereas this could be possible because of oversight as well, there is no reason for adopting the evil opinion instead of the good opinion except the suspicion. This analysis makes it plain that conjecture by itself is not anything forbidden; rather in some cases and situations it is commendable, in some situations inevitable, in some permissible up to a certain extent and un-permissible beyond it, and in some cases absolutely unlawful. That is why it has not been enjoined that one should refrain from conjecture or suspicion altogether but what is enjoined is that one should refrain from much suspicion. Then, to make the intention of the command explicit, it has been said that some conjectures are sinful. From this warning it follows automatically that whenever a person is forming an opinion on the basis of conjecture, or is about to take an action, he should examine the case and see whether the conjecture he is entertaining is not a sin, whether the conjecture is really necessary, whether there are sound reasons for the conjecture, and whether the conduct one is adopting on the basis of the conjecture is permissible. Everyone who fears God will certainly take these precautions. To make his conjecture free and independent of every such care and consideration is the pastime of only those people who are fearless of God and thoughtless of the accountability of the Hereafter. 25. “Do not spy” Do not grope after the secrets of the people do not search for their defects and weaknesses do not pry into their conditions and affairs. Whether this is done because of suspicion, or for causing harm to somebody with an evil intention, or for satisfying one’s own curiosity, it is forbidden by the Shariah in every case. It does not behoove a believer that he should spy on the hidden affairs of other people, and should try to peep at them from behind curtains to find out their defects and their weaknesses. This also includes reading other people’s private letters, listening secretly to private conversation, peeping into the neighbor’s house, and trying to get information in different ways about the domestic life or private affairs of others. This is grave immorality which causes serious mischief in society. That is why the Prophet peace be upon him once said in an address about those who pry into other people’s affairs O people, who have professed belief verbally, but faith has not yet entered your hearts Do not pry into the affairs of the Muslims, for he who will pry into the affairs of the Muslims, Allah will pry into his affairs, and he whom Allah follows inquisitively, is disgraced by Him in his own house. Abu Daud. Muawiyah says that he himself heard the Prophet peace be upon him say If you start prying into the secret affairs of the people, you will pervert them, or at least drive them very near perversion. Abu Daud. In another he said When you happen to form an evil opinion about somebody, do not pry about it. Al-Jassas, Ahkam al-Quran. According to still another Hadith, the Prophet peace be upon him said The one who saw a secret affair of somebody and then concealed it is as though he saved a girl who had been buried alive. Al-Jassas. This prohibition of spying is not only applicable to the individuals but also to the Islamic government. The duty of forbidding the people to do evil that the Shariah has entrusted to the government does not require that it should establish a system of spying to inquire too curiously into the people’s secret evils and then punish them, but it should use force only against those evils which are manifested openly. As for the hidden evils spying is not the way to reform them but it is education, preaching and counseling, collective training of the people and trying to create a pure social environment. In this connection, an incident concerning Umar is very instructive. Once at night he heard the voice of a person who was singing in his house. He became curious and climbed the wall. There he saw wine as well as a woman present. He shouted at the man, saying O enemy of God, do you think you will disobey Allah, and Allah will not expose your secret? The man replied Do not make haste, O commander of the faithful if I have committed one sin, you have committed three sins Allah has forbidden spying, and you have spied; Allah has commanded that one should enter the houses by the doors, and you have entered it by climbing over the wall; Allah has commanded that one should avoid entering the other people’s houses without permission, and you have entered my house without my permission. Hearing this reply Umar confessed his error, and did not take any action against the man, but made him to promise that he would follow the right way in future. Abi Bakr Muhammad bin Jafar al- Kharaiti, Makarim al-Akhlaq. This shows that it is not only forbidden for the individuals but also for the Islamic government itself to pry into the secrets of the people and discover their sins and errors and then seize them for punishment. The same thing has been said in a Hadith in which the Prophet peace be upon him has said When the ruler starts searching for the causes of suspicions among the people he perverts them. Abu Daud. The only exception from this command are the special cases and situations in which spying is actually needed. For instance, if in the conduct of a person Ibn-Kathir 12. O you who believe! Avoid much suspicion; indeed some suspicion is sin. And spy not, neither backbite one another. Would one of you like to eat the flesh of his dead brother You would hate it. And have Taqwa of Allah. Verily, Allah is the One Who forgives and accepts repentance, Most Merciful. The Prohibition of Unfounded Suspicion Allah the Exalted forbids His faithful servants from being suspicious, which includes having doubts and suspicions about the conduct of one’s family, relatives and other people in general. Therefore, Muslims are to avoid suspicion without foundation. The Leader of the faithful `Umar bin Al-Khattab said, “Never think ill of the word that comes out of your believing brother’s mouth, as long as you can find a good excuse for it.” Malik recorded that Abu Hurayrah, may Allah be pleased with him, said that Allah’s Messenger said, إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ، وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا» Beware of suspicion, for suspicion is the worst of false tales; do not spy on one another; do not look for other’s faults; do not be jealous of one another; do not envy one another; do not hate one another; and do not desert shun one another. And O Allah’s servants! Be brothers! The Two Sahihs and Abu Dawud recorded this Hadith. Anas said that the Messenger of Allah said, لَا تَقَاطَعُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا، وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّام» Do not shun each other; do not ignore one another; do not hate one another, and do not envy one another, and be brothers, O servants of Allah. No Muslim is allowed to shun his brother for more than three days. Muslim and At-Tirmidhi collected this Hadith, who considered it Sahih. Allah said, ﴿وَلاَ تَجَسَّسُواْ﴾ And spy not, on each other. Tajassus, usually harbors ill intentions, and the spy is called a Jasus. As for Tahassus inquiring it is usually done for a good reason. Allah the Exalted and Most Honored said that Prophet Ya`qub said, ﴿يبَنِىَّ اذْهَبُواْ فَتَحَسَّسُواْ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلاَ تَايْـَسُواْ مِن رَّوْحِ اللَّهِ﴾ “O my sons! Go you and inquire Tahassasu about Yusuf and his brother, and never give up hope of Allah’s mercy.” 1287 Both of these terms, `Tajassus’ and `Tahassus’ could have evil connotations. In the Sahih it is recorded that the Messenger of Allah said, لَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا» Neither commit Tajassus nor Tahassus nor hate each other nor commit Tadabur. And be brothers, O servants of Allah. Al-Awza`i said, “Tajassus means, to search for something, while Tahassus means, listening to people when they are talking without their permission, or eavesdropping at their doors. Tadabur refers to shunning each other. ” Ibn Abi Hatim recorded this statement. Allah the Exalted said about backbiting; ﴿وَلاَ يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضاً﴾ neither backbite one another, thus prohibiting it, which was explained in a Hadith collected by Abu Dawud that Abu Hurayrah said, “It was asked, `O Allah’s Messenger! What is backbiting’ He said, ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَه» Mentioning about your brother in a manner that he dislikes. He was asked, `What if my brother was as I mentioned’ He said, إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ بَهَتَّه» If he was as you mentioned, you will have committed backbiting. But if he was not as you say about him, you will have falsely accused him.” At-Tirmidhi collected this Hadith and said “Hasan Sahih.” Backbiting was sternly warned against, and this is why Allah the Exalted and Most Blessed compared it to eating the flesh of a dead human being, ﴿أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ﴾ Would one of you like to eat the flesh of his dead brother You would hate it. Just as you hate eating the flesh of a dead person, on account of your nature; so hate backbiting, on account of your religion. The latter carries a punishment that is worse than the former. This Ayah seeks to discourage people from backbiting and warns against it. The Prophet used these words to discourage taking back a gift that one gives to someone, كَالْكَلْبِ يَقِيءُ ثُمَّ يَرْجِعُ فِي قَيْئِه» He is just like the dog that eats its vomit. after saying, لَيْسَ لَنَا مَثَلُ السَّوْء» Ours is not an evil parable. Using various chains of narration, the Sahihs and Musnads record that the Prophet said during the Farewell Hajj إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هذَا، فِي شَهْرِكُمْ هذَا، فِي بَلَدِكُمْ هذَا» Verily, your blood, wealth and honor are as sacred among you as the sanctity of this day of yours, in this month of yours, in this town of yours. Abu Dawud recorded that Abu Hurayrah said that the Messenger of Allah said, كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ مَالُهُ وَعِرْضُهُ وَدَمُهُ، حَسْبُ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِم» All of the Muslim is sacred to the Muslim, his wealth, honor and his blood. It is evil enough for someone to belittle his Muslim brother. At-Tirmidhi collected this Hadith and said “Hasan Gharib.” Al-Hafiz Abu Ya`la recorded that a cousin of Abu Hurayrah said, “Ma`iz came to the Messenger of Allah and said, `O Allah’s Messenger! I have committed adultery,’ and the Messenger turned away from him until Ma`iz repeated his statement four times. The fifth time, the Prophet asked him, زَنَيْتَ؟» Have you committed adultery؟ Ma0 iz said, Yes. The Prophet asked, وَتَدْرِي مَا الزِّنَا؟» Do you know what adultery means Ma`iz said, `Yes. I have illegally done with her what a husband legally does with his wife.’ The Prophet said, مَا تُرِيدُ إِلَى هذَا الْقَوْلِ؟» What do you seek to accomplish by this statement Ma`iz said, `I intend that you purify me.’ The Prophet asked, أَدْخَلْتَ ذلِكَ مِنْكَ فِي ذلِكَ مِنْهَا كَمَا يَغِيبُ الْمِيلُ فِي الْمُكْحُلَةِ وَالرِّشَا فِي الْبِئْرِ؟» Have you gone into her just as the stick goes into the kohl container and the rope goes into the well Ma`iz said, `Yes, O Allah’s Messenger!’ The Prophet commanded that Ma`iz be stoned to death and his order was carried out. The Prophet heard two men saying to one another, `Have you not seen the man who had Allah cover his secret, but his heart could not let him rest until he was stoned to death, just as the dog is stoned’ The Prophet continued on and when he passed by the corpse of a donkey, he asked, أَيْنَ فُلَانٌ وَفُلَانٌ؟ انْزِلَا فَكُلَا مِنْ جِيفَةِ هذَا الْحِمَار» Where are so-and-so Dismount and eat from this donkey. They said, `May Allah forgive you, O Allah’s Messenger! Would anyone eat this meat’ The Prophet said; فَمَا نِلْتُمَا مِنْ أَخِيكُمَا آنِفًا أَشَدُّ أَكْلًا مِنْهُ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهُ الْانَ لَفِي أَنْهَارِ الْجَنَّةِ يَنْغَمِسُ فِيهَا» The backbiting you committed against your brother is worse as a meal than this meal. By He in Whose Hand is my soul! He is now swimming in the rivers of Paradise.” This Hadith has an authentic chain of narration. Imam Ahmad recorded that Jabir bin `Abdullah said, “We were with the Messenger of Allah when a rotten odor was carried by the wind. The Messenger of Allah said, أَتَدْرُونَ مَا هذِهِ الرِّيحُ؟ هَذِهِ رِيحُ الَّذِينَ يَغْتَابُونَ النَّاس» Do you know what this odor is It is the odor of those who backbite people.” Accepted Repentance from Backbiting and Slander Allah the Exalted and Most Honored said, ﴿وَاتَّقُواْ اللَّهَ﴾ And have Taqwa of Allah, that is, regarding what He has commanded you and forbidden for you. Fear Him and beware of Him, ﴿إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ﴾ Verily, Allah is the One Who forgives and accepts repentance, Most Merciful. He forgives those who repent to Him, is merciful with those who go back to Him and trust in Him. The majority of scholars have stated that repentance for committing the sin of backbiting is that one refrains from backbiting intending not to repeat it again. There is a difference of opinion if whether feeling remorse is required in this case, and also if one should apologize to those who he has backbitten. Some scholars stated that it is not necessary for one to ask those whom he has backbitten to forgive him, because if they knew what was said about them, they could be hurt more than if they were not told about it. It is better, they said, that one should praise those whom he has backbitten in audiences in which he has committed the act. It is also better if one defends the injured party against any further backbiting, as much as one can, as recompense for his earlier backbiting.

SurahHujurat Ayat 10 with Urdu Translation. (ترجمہ: کنزالایمان) مومن تو آپس میں بھائی بھائی ہیں۔. تو اپنے دو بھائیوں میں صلح کرادیا کرو۔. اور خدا سے ڈرتے رہو تاکہ تم پر رحمت کی جائے ﴿ ۱۰ ﴾.
Arti perkata surah al hujurat ayat 10 & 12arti perkata surah Al-hujurat ayat 12 arti per kata surah al-hujurat ayat 12arti per kata surah al-hujurat ayat 12Soal “Arti per kata surah al-hujurat ayat 12”—————————————————–Jawaban PENDAHULUANPEMBAHASANKESIMPULAN -> Cek lebih detil nya di belahan gambar ya PELAJARI LEBIH LANJUTDETAIL JAWABANarti perkata surah al hujurat ayat 12 10. Kamar-kamar Al-Ĥujurāt10 – Orang-orang beriman itu sebetulnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu & takutlah terhadap Allah, biar ananda mendapat Kamar-kamar Al-Ĥujurāt11 – Hai orang-orang yg beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yg lain, boleh jadi yg ditertawakan itu lebih baik dr mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yg direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri & jangan mengundang dgn gelaran yg mengandung ajukan. Seburuk-buruk panggilan yaitu panggilan yg jelek sehabis akidah & barangsiapa yg tak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yg kamar-kamar Al-Ĥujurāt12 – Hai orang-orang yg beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, karena sebagian dr purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang & janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara ananda yg suka mengkonsumsi daging saudaranya yg sudah mati? Maka tentulah ananda merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah pada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. arti perkata surah Al-hujurat ayat 12 hai orang2 yg beriman , jauhilah pada umumnya purba sangka sebab sebagian dr purba sangka itu dosa. & janganlah mencari-cari kejelekan orang & janganlah menggunjingkan satu sama lain. adakah seorang diantara ananda yg suka memakan daging saudaranya yg sudah mati ? maaka tentulah ananda merasa jijik kepadanya & bertakwalah pada ALLAH maha peserta taubat lagi maha artinya arti per kata surah al-hujurat ayat 12 Hai orang-orang yg beriman, jauhilah kebanyakan dr dugaan. Sesungguhnya sebagian dr praduga itu adalah dosa, & janganlah ananda mencari-cari kesalahan orang lain, & janganlah sebagian ananda menggunjing sebagian yg lain. Sukakah salah seorang di antara ananda mengkonsumsi daging saudaranya yg sudah mati? Maka tentulah ananda merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah pada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” Al-Hujurat [49] 12 arti per kata surah al-hujurat ayat 12 Soal Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Halo adik-adik para pejuang pencari ilmu, bagaimana kabarnya ?. kali ini Insha Allah kakak akan membantu menjawab pertanyaan adik-adik diatas yaitu “Arti per kata surah al-hujurat ayat 12” Yukj langsung saja kita bahas ! —————————————————– Jawaban PENDAHULUAN Surah Al Hujurat merupakan surah ke 4, yg terletak pada juz 26 dlm Al Alquran. Surah in iterdiri dr 18 ayat yg memiliki arti kamar-kamar. Surah in itergolong surah madaniyah, yg memiliki arti surah ini turun di madinah. PEMBAHASAN Surah Hujurat ayat 12 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ ________________________________________ Hai orang-orang yg beriman, jauhilah pada umumnya purba-sangka kecurigaan, sebab sebagian dr purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari kejelekan orang & janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara ananda yg suka mengkonsumsi daging saudaranya yg sudah mati? Maka tentulah ananda merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah pada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Dalam tafsir jalalyn dijelaskan bahwa dlm surah ini Allah Subhanahu wa Taala menegur umatnya yg suka berprasangka jelek terhadap saudaranya atau orang lain atau disebut dgn suudzon, selain itu dlm ayat ini pula melarang untuk membicarakan kejelekan orang lain atau disebut dgn Ghibah. Untuk terjemahan perkata kakak lampirkan di dlm lampiran ya ! KESIMPULAN Surah Al Hujarat ayat 12 merupakan ayat yg menyuruh untuk menjauhi buruk sangka & ghibah, alasannya jelek sangka & ghibah mampu membawa pada kemudhorotan yg lebih besar. -> Cek lebih detil nya di belahan gambar ya <- PELAJARI LEBIH LANJUT Demikian tanggapan kakak, mudah-mudahan mampu menolong, nah adik-adik untuk soal-soal kasus agama lain, adik-adik mampu cek link dibawah ini yaa. Insha ALLAH jawaban-jawabannya khair sebab sudah terverifikasi oleh team rizalhadizan . cekidot ! Lafaz dibawah ini yg mempunyai arti “dan pergaulilah mereka berdua” yakni.. cek di sini Ayat yg diturunkan di Mekah sebelum diharamkan khamr yakni cek di sini Jelaskan asbabun nuzul surah al imron ayat 190-191 cek di sini Oke adik adik Semangat!!! optitimcompetition ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… DETAIL JAWABAN Kelas XI Pelajaran Agama Kategori Bab 1 – Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup Kata Kunci arti perkata surah al hujarat ayat 12 Kode arti perkata surah al hujurat ayat 12 Hai orang-orang yg beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, alasannya adalah sebagian dr purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang & janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara ananda yg suka memakan daging saudaranya yg sudah mati? Maka tentulah ananda merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah pada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
\n\n arti al hujurat ayat 12 perkata
.
  • x82dhcv536.pages.dev/84
  • x82dhcv536.pages.dev/540
  • x82dhcv536.pages.dev/925
  • x82dhcv536.pages.dev/516
  • x82dhcv536.pages.dev/718
  • x82dhcv536.pages.dev/579
  • x82dhcv536.pages.dev/787
  • x82dhcv536.pages.dev/347
  • x82dhcv536.pages.dev/953
  • x82dhcv536.pages.dev/689
  • x82dhcv536.pages.dev/455
  • x82dhcv536.pages.dev/14
  • x82dhcv536.pages.dev/850
  • x82dhcv536.pages.dev/295
  • x82dhcv536.pages.dev/38
  • arti al hujurat ayat 12 perkata