Seseorang tidak menanggung beban dosa dari kesalahan yang dilakukan orang lain. Sesuai ayat Al Qur'an an-Najm [53]: 38. Di sisi lain, seorang suami berdosa apabila istrinya melakukan maksiat. loading...para suami mengetahui perbuatan-perbuatan yang oleh Islam dikategorikan sebagai tindakan dosa suami terhadap istri sebagaimana dosa yang tak terampuni. Foto ilustrasi/ist Dalam kehidupan keluarga tidak jarang para suami melakukan tindakan yang menyimpang dari ketentuan Allah Subhanahu wa ta'ala dan telah melanggar hak-hak isterinya. Oleh karena itu perlu sekali para suami mengetahui perbuatan-perbuatan yang oleh Islam dikategorikan sebagai tindakan dosa suami terhadap istri sebagaimana dosa yang tak terampuni. Ada beberapa kategori dosa suami kepada istrinya yang dijelaskan dalam dalil Al-Qur'an dan hadis . Dirangkum dari berbagai sumber, berikut dosa-dosa suami tersebut, di antaranya1. Suami yang tidak mengajarkan ilmu agamaSudah menjadi kewajiban suami untuk memelihara diri dan keluarga yang dipimpinnya dari perihnya azab kubur dan siksa neraka sebagaimana dalam Firman Allah SWT berikutيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras & tidak mendurhakai Allah terhadap apa yg di perintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan,” QS. At-Tahrim6. Baca Juga 2. Suami yang tidak merasa cemburuDalam rumah tangga, sifat cemburu sangat diperlukan sebagai bumbu- bumbu dalam cinta, namun tentu saja hal ini tidak diperbolehkan dilakukan dengan berlebihan. Berikut hadis yang menjelaskan mengenai hal ini “Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yaitu seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lelaki dan ad-Dayyuts,” An-Nasa’i dinilai hasan’ oleh syeikh Albani, lihat ash-Shahihah 674.Ad-Dayyuts dayus adalah lelaki yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarga/ Suami yang tidak memberi nafkahSudah banyak contoh para suami yang tak malu menelantarkan istrinya tanpa uang nafkah atau uang belanja sama sekali, Padahal hal ini merupakan dosa yang luar biasa. Bayangkan seorang wanita yang telah rela meninggalkan kedua orang tuanya untuk hidup mengabdi pada suami. Bahkan rela mengandung anak dan melahirkannya untuk sang suami, namun diperlakukan seperti binatang peliharaan yang terabaikan dengan tidak diberi nafkah lahir sebagaimana hukum suami pelit menafkahi istri . Sungguh suami telah berbuat dosa besar jika melakukan hal ini.”Rasululluah bersabda, seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya,” Dawud , Muslim, Ahmad, dan Thabarani .4. Membiarkan istri bekerja untuk menafkahi suamiSaat ini banyak istri yang memilih untuk bekerja demi membantu perekonomian keluarga. Namun hal ini tentu tidak bisa menjadi alasan bagi suami untuk menyerahkan tampuk kepemimpinan rumah tangga dalam hal mencari nafkah. Terlebih lagi jika suami malah memilih bersantai, cuek dan membiarkan istri yang bekerja.”Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita,“ ,, Bukhari,Tirmidzi,dan Nasa’i.5. Suami yang memiliki perasaan benci kepada istriTentunya memiliki sifat benci terhadap istri merupakan salah satu bentuk dosa suami terhadap istri. RasulullahShalallahu alaihi wa sallam telah mengingatkan akan hal ini melalui hadis berikut “Janganlah seorang suami yang beriman membenci isterinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya,” HR. Muslim. Baca Juga 6. Enggan membantu istri dalam pekerjaan rumah Maka hanya suami yang bertanggung jawab sajalah yang bersedia melakukan introspeksi dengan melihat 10 dosa yang paling sering dilakukan oleh suami terhadap istri. Melansir ayahbunda.my.id, berikut 10 dosa yang banyak dilakukan para suami karena mengabaikan kewajibannya kepada sang istri: 1. Tidak mengajar ilmu agama pada istri. Ilustrasi Dosa Istri yang Ditanggung Suami. Foto menikah, seorang suami mempunyai tanggung jawab penuh terhadap wanita yang dinikahinya. Segala hal yang dilakukan istri, suami wajib mengetahuinya. Terdapat firman Allah yang menjelaskan tentang dosa istri yang ditanggung تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى,وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَىArtinya “yaitu Bahwa seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain dan manusia hanya memperoleh apa yang sudah ia usahakan.” QS. An Najm 38-39Ayat tersebut menjelaskan bahwa seseorang tidak akan dihukum karena dosa orang lain dan dosa seseorang tidak dipikul oleh orang lain. Dalam hal ini bukanlah karena dosa istri ditanggung oleh suami namun suami bertanggung jawab terhadap akhlak buku Kia-Kiat Menjadi Suami Penyejuk Hati Istri oleh Khalifi Elyas Bahar, seorang suami wajib mendidik istrinya menjadi wanita yang taat pada aturan Allah. Misalnya, tidak membiarkan istri bermaksiat dan menampakkan aurat di tempat penjelasan dosa istri yang ditanggung suami adalah ketika ia lalai mengingatkan istri dalam menjalankan perintah Allah. Tidak mendidik istri dengan benar dalam hal agama dan tidak mengingatkan istri untuk menjauhi larangan Dosa Istri yang Ditanggung Suami. Foto Suami sebagai Kepala KeluargaMerangkum buku Hak-hak dan Kewajiban Suami Istri oleh Syaikh Nawawi Al-Bantani, berikut kewajiban seorang suami terhadap istri1. Membayar MaharMahar adalah harta yang harus diberikan oleh calon suami kepada calon istri ketika menikah. Mahar tidak harus dibayarkan secara tunai saat akad nikah, tetapi bisa ditunda atau dengan cara Memperlakukan Istri dengan BaikKewajiban suami yaitu wajib memperlakukan istrinya dengan baik. Karenanya, tidaklah pantas apabila seorang suami berperilaku kasar, terlebih apabila istri telah menunaikan Memberikan Cinta dan Kasih SayangSalah satu peran dari seorang kepala keluarga adalah memberikan afeksi kepada para anggota keluarga. Oleh sebab itu, suami juga dituntut untuk menunjukkan kasih sayang kepada istri dan anaknya seperti memperlakukan mereka dengan lembut. Disebutkan dalam sebuah haditsRasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya bagian dari keimanan yang paling sempurna dari seorang mukmin adalah akhlaknya dan bersikap paling lembut kepada keluarganya.” HR. At-Tirmidzi dan Al-Hakim4. Memberi NafkahHendaknya suami menyediakan tempat tinggal untuk istri dan anak-anaknya sehingga mereka merasa aman dan tenteram. Suami juga perlu melengkapi kediaman sesuai juga memberi nafkah berupa pakaian dan makanan bagi istri dan anak, serta kebutuhan lainnya. Bersandar pada hadits Rasulullah yang berbunyi“Ketahuilah, adapun hak-hak istri yaitu hendaknya kalian memberikan kebaikan kepada mereka perihal pakaian dan makanan.” HR At-Tirmidzi5. Memaafkan IstriManusia tidak luput dari kesalahan, begitu pula seorang istri. Ketika istri telah meminta maaf dan mematuhi suami seperti yang diharapkan, hendaknya para suami menganggap kesalahan yang diperbuat tidak pernah "At taib minad dzanbi, kaman laa dzanba lahu", artinya orang yang telah bertaubat dari satu dosa, seperti orang yang tidak pernah melakukan dosa itu.
Nah inilah beberapa pertanyaan saya: 1. Apakah dosa zina yang telah saya lakukan, dosanya juga ditanggung oleh ayah saya? Saya pernah membaca dari sebuah artikel, bahwasanya dosa yang dilakukan oleh anak perempuan, juga ikut ditanggung oleh ayahnya. Jika iya, apa yang harus saya lakukan agar ayah saya tidak ikut menanggung dosa yang telah saya
Acap kali kita mendengar suami akan dipertanggungjawabkan di akhirat atas dosa-dosa isterinya jika isteri melakukan dosa tidak menutup aurat dengan sempurna. Ia menjadi bualan pada masyarakat yang beranggapan suami akan memikul semua dosa isteri yang ingkar walau sudah ditegur. Memetik perkongsian dari page Mufti Wilayah Persekutuan, ada dibicarakan tentang satu pertanyaan pembaca mengenaiadalah sahih suami akan menanggung segala dosa isterinya? Dan ini jawapan yang selama ini ramai yang salah faham mengenai bab tanggung dosa ini. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, selawat dan salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, ahli keluarga baginda SAW, sahabat baginda SAW serta orang-orang yang mengikuti jejak langkah baginda SAW. Di dalam al-Quran banyak ayat yang memerintahkan agar setiap daripada manusia itu menjaga diri mereka dan juga orang-orang yang berada di sekitar mereka daripada melakukan maksiat atau dosa. Antara firman Allah SWT yang menceritakan perkara tersebut adalah Firman Allah SWT يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا Maksudnya “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah diri kamu serta ahli keluarga kamu dari api neraka.”al Tahrim6 Syeikh Muhammad Sayyid Thanthawi dalam tafsirnya menyatakan makna ayat ini ditujukan kepada setiap insan yang mengaku beriman kepada Allah SWT agar mereka menjauhi diri mereka daripada api neraka dengan melakukan perkara kebaikan serta menjauhi diri daripada melakukan perkara maksiat dan ahli keluarga mereka dengan cara menasihati mereka, menunjukkan jalan yang benar kepada mereka dan menyuruh mereka melakukan perkara yang ma’ruf serta mencegah diri daripada melakukan perkara munkar. Di samping itu, Imam al-Qurthubi menukilkan daripada pendapat Qatadah dan Mujahid bahawa maksud memelihara diri adalah memelihara diri dengan menjaga tingkahlaku dan memelihara ahli keluarga pula adalah dengan menasihati mereka. [Lihat Tafsir al-Wasith, 476/14] Berdasarkan soalan di atas, secara asalnya di dalam syara’ setiap insan itu tidak akan menanggung dosa orang lain. Ini berdasarkan firman Allah SWT وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا Maksudnya “Dan tiadalah kejahatan yang diusahakan oleh setiap orang itu melainkan orang itu sahaja yang akan menanggung dosanya.” al-An’am164 Imam al-Hafiz Ibn Kathir mengatakan ketika menafsirkan ayat ini bahawa ayat ini menceritakan perihal hari Kiamat ketika berlakunya pembalasan, hukuman dan pengadilan daripada Allah SWT. Selain itu, setiap jiwa itu akan diberi ganjaran berdasarkan setiap amalannya. Jika baik amalannya, maka baiklah pembalasannya. Dan jika buruk amalannya, maka buruklah pembalasannya. Ini kerana, setiap jiwa manusia itu tidak akan memikul kesalahan dosa orang lain. Hal ini membuktikan akan keadilan Allah SWT sepertimana firman Allah SWT [Lihat Tafsir Ibn Kathir, 383-384/3] وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۚ وَإِن تَدْعُ مُثْقَلَةٌ إِلَىٰ حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَيْءٌ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ Maksudnya “Dan ketahuilah bahawa seorang pemikul itu tidak akan memikul dosa perbuatan orang lain dan jika berat tanggungannya dengan dosa, lalu memanggil orang lain untuk menolong agar dipikul sama bebanan tersebut, maka tidak akan dapat dipikul sedikitpun daripadanya walaupun orang yang meminta pertolongannya itu daripada kaum kerabatnya sendiri.” Fatir18 Melihat kepada ayat dan kenyataan daripada Imam Ibn Kathir di atas, jelas menunjukkan di dalam syara’ bahawa setiap insan yang sempurna akal fikirannya dan telah baligh mukallaf, dosanya itu akan ditanggung oleh dirinya sendiri tidak kira apa statusnya sama ada dia seorang suami, isteri, ayah, ibu, anak atau selain daripadanya. Adapun, suami itu atau sesiapa sahaja akan berdosa bila mana dia tidak melaksanakan tanggungjawab yang telah diamanahkan kepadanya seperti menasihati isteri dalam perkara yang ma’ruf dan menghalangnya daripada melakukan perkara yang munkar. Perkara ini ada dinyatakan di dalam sebuah hadith iaitu Daripada Abdullah bin Umar RA, bahawa Nabi SAW bersabda أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ، وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ Maksudnya “Ketahuilah bahawa setiap daripada kamu adalah pemimpin, dan kamu akan ditanya berkaitan orang dibawahnya. Seorang Imam ketua atau pemimpin ke atas manusia adalah pemimpin dan dia akan ditanya mengenai kepimpinannya. Dan seorang lelaki adalah pemimpin kepada keluarganya dan dia akan ditanya berkaitan perihal mereka ahli keluarganya.” [Riwayat Muslim 1829] Imam al-Nawawi berkata yang dimaksudkan dengan pemimpin di dalam hadith ini sebagaimana yang dikatakan oleh ulama’ adalah seorang penjaga yang telah diamanahkan dan beriltizam dalam memperbaikkan setiap perkara yang dilakukan terutama orang yang berada dibawah penjagaannya. Jika terdapat kekurangan terhadap orang berada dibawah penjagaannya, maka dia dipertanggungjawabkan untuk mengadilinya jika berlaku kezaliman serta menguruskan keperluan yang diperlukannya orang yang berada di bawah sama ada perkara itu melibatkan agama, dunia atau mana-mana perkara yang berkaitannya. [Lihat al-Minhaj Syarah Sahih Muslim, 213/12] Selain itu juga, di dalam al-Quran terdapat firman Allah SWT yang menunjukkan bahawa lelaki merupakan pemimpin buat wanita. Antaranya Firman Allah SWT الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ Maksudnya “Kaum lelaki itu adalah pemimpin dan pengawal yang bertanggungjawab terhadap kaum perempuan.” al-Nisa’34 Kata Syeikh al-Sa’di, maksud lelaki adalah pemimpin di dalam ayat ini adalah kaum lelaki wajib menyuruh wanita isteri menunaikan hak-hak Allah seperti menjaga perkara-perkara yang fardhu dan mengahalang mereka daripada melakukan perkara maksiat. Ayat ini menunjukkan tanggungjawab kaum lelaki suami terhadap wanita isteri dalam memastikan mereka menjalankannya hak-hak tersebut. [Lihat Taysir al-Karim, 177] Bagi menjawab persoalan di atas, kami katakan bahawa si suami sama sekali tidak akan menanggung dosa isterinya jika si suami itu telah melaksanakan tanggungjawabnya dengan sebaik mungkin. Adapun, jika si isteri masih melakukan perkara maksiat setelah ditegur dinasihati atau si isteri melakukan maksiat di belakang suami tanpa pengetahuan suami maka si isteri itu tetap berdosa dan suami tidak akan sama sekali menanggung dosa-dosa tersebut. Ini kerana, tanggungjawab adalah untuk menasihati isteri kerana ia merupakan satu kewajipan yang perlu dilakukan dan perkara itulah yang akan dipersoalkan di hadapan Allah SWT di Akhirat kelak jika si suami cuai dalam mendirikan hal tersebut. Untuk itu, kami tegaskan bahawa kenyataan bahawa suami akan menanggung segala dosa isteri adalah tidak benar kerana ia bertentangan dengan dalil-dalil yang telah kami sebutkan di atas. Penutup Kesimpulannya, setiap insan mukallaf akan menanggung dosanya sendiri di hadapan Allah SWT apabila tiba hari pengadilan dan setiap insan itu sama sekali tidak akan membawa atau menanggung dosa orang lain apabila dia telah melaksanakan tanggungjawabnya dengan sebaik mungkin. Akhirnya, semoga Allah SWT mengurniakan kita isteri-isteri yang solehah dan menjadikan keluarga yang terbina itu penuh dengan sakinah ketenangan, rahmah rahmat dan mawaddah kasih sayang. Amin. Wallahua’lam

Bersabda: " Setiap orang di antaramu adalah penanggung jawab dan setiap orang diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah penanggung jawab atas umatnya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang suami penanggung jawab atas keluarganya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya, seorang istri penanggung jawab atas rumah tangga suaminya (Bila suami pergi), ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya."

Dosa besar istri terhadap suami – Dalam ajaran agama Islam, suami memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan istri. Oleh sebab itu, seorang istri yang shalihah harus berbakti pada suaminya dan memenuhi kewajibannya dengan ikhlas dan melakukan hal tersebut semata-mata karena Allah SWT. Akan tetapi, rupanya tidak banyak memiliki bekal keilmuan ini ketika membangun bahtera rumah tangga. Maka akibatnya, keadaan rumah tangga pun bisa terlibat banyak masalah karena kesalahpahaman dan lain sebagainya. Ada pula masalah rumah tangga yang disebabkan karena seorang istri melakukan perbuatan tercela pada suaminya dan begitu pula sebaliknya. Ada seorang suami yang melakukan perbuatan tercela pada sang istri. Perbuatan semacam ini termasuk dosa yang dibenci oleh Allah maupun Rasul. Allah bahkan memberi ganjaran berat bagi seorang istri dan suami yang melakukan perbuatan tercela tersebut. Agar khazanah keilmuan Grameds lebih kaya, terutama ketika Grameds ingin menjadi istri yang baik, maka Grameds harus tahu jenis dosa besar istri terhadap suami yang dibenci oleh Allah berikut ini. Adab Seorang Istri Kepada Suami1. Selalu merasa malu2. Tidak banyak mendebat3. Senantiasa taat pada perintah suami4. Diam ketika suami sedang berbicara5. Menjaga kehormatan sang suami ketika sedang pergi jauh6. Tidak berkhianat ketika menjaga harta sang suami7. Menjaga badan agar senantiasa harum8. Mulut berbau segar serta berpakaian bersih9. Menampakan qana’ah10. Menampilkan sikap belas kasihDosa Besar Istri Terhadap Suami1. Berzina dengan laki-laki lain2. Melakukan perselingkuhan3. Menolak ajakan suami untuk berhubungan4. Berdusta di hadapan sang suami5. Keluar rumah tanpa izin dari suami6. Tidak menemani suami tidurKategori Ilmu Berkaitan Agama IslamMateri Agama Islam Adab Seorang Istri Kepada Suami Sumber Pexels Sebelum mengetahui apa saja dosa besar istri terhadap suami, Grameds perlu mengetahui adab seorang istri pada suami menurut ajaran agama Islam. Ketika memasuki bahtera rumah tangga, pasangan suami dan istri secara otomatis memiliki kewajiban serta hak masing-masing sesuai dengan perannya dalam rumah tangga. Ketika melaksanakan kewajiban masing-masing dan menuntut hak, seorang istri maupun suami harus tahu bagaimana cara beradab, bersikap dalam rumah tangga ketika menghadapi suami atau istrinya. Salah satu yang sempat dibahas oleh Imam Al Ghazali ialah mengenai adab seorang istri pada suami. Dalam kitabnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail al Imam al Ghazali, ia mengatakan bahwa ada beberapa hal terkait adab istri pada suami. Berikut beberapa poin penting dan penjelasannya mengenai adab istri pada suami dalam agama Islam berdasarkan perkataan dari Imam Al Ghazali. 1. Selalu merasa malu Meskipun pasangan suami istri bukan lagi pengantin baru, tetapi seorang istri hendaknya tetap mempertahankan rasa malunya kepada suami. Tentu saja rasa malu yang dimaksud adalah dalam artian positif. Contohnya seperti malu ketika badannya bau, sehingga membuat suami atau orang sekitar tidak nyaman atau malu karena memiliki sifat buruk. 2. Tidak banyak mendebat Ketika hubungan rumah tangga sedang mengalami masalah, ada baiknya untuk mengutamakan diskusi agar suami dan istri mendapatkan solusi terbaik. Hindari untuk mendebat dikarenakan hanya akan memperburuk konflik saja. Perbedaan keduanya adalah debat disampaikan dengan cara yang lebih keras dan diungkapkan untuk mempertahankan argumen serta ego masing-masing pihak, sementara diskusi ada proses memberi dan menerima dalam berbagi informasi demi menyelesaikan masalah. 3. Senantiasa taat pada perintah suami Adab seorang istri pada suami selanjutnya adalah taat pada suami, selama perintah suami tidak bertentangan dengan syariat agama Islam. Saat hal tersebut terjadi, seorang istri bisa mengajukan keberatan dengan cara yang sopan atau menolak perintah suami dengan cara halus, seorang istri juga bisa mengajukan alternatif pilihan lain dari perintah sang suami. 4. Diam ketika suami sedang berbicara Istri yang diam ketika suami berbicara merupakan seorang istri yang bersikap sopan pada suaminya. Jika ingin memotong pembicaraannya, maka sebaiknya sang istri meminta izin lebih dulu atau menunggu hingga suami selesai berbicara. Dengan cara ini, maka dapat mencegah timbulnya konflik-konflik kecil yang disebabkan oleh masalah sepele. 5. Menjaga kehormatan sang suami ketika sedang pergi jauh Seorang istri harus memiliki sikap yang baik ada atau tidak adanya sang suami di rumah. Ini dimaksudkan agar sang suami memiliki martabat yang baik dan istri dapat menjaga kepercayaan suami. Selain itu, ada ini dapat menghindari fitnah yang bisa saja terjadi ketika tidak adanya pengawasan dari sang suami. 6. Tidak berkhianat ketika menjaga harta sang suami Salah satu kewajiban seorang istri ialah memegang kepercayaan suami atas seluruh hartanya. Salah satunya adalah dengan tidak membelanjakan harta suami atas barang-barang yang tidak diperlukan. Selain itu, ketika mengelola kekayaan suami, seorang istri harus bisa mendapatkan berkah untuk keluarganya. 7. Menjaga badan agar senantiasa harum Adab ketujuh ini berkaitan dengan kenyamanan yang akan dirasakan oleh suami dan keluarga atau orang-orang terdekat. Ketika seorang istri memiliki badan yang harum, maka suami pun betah berlama-lama dekat dengan istri. Harum yang dimaksudkan tidak melulu soal parfum, tetapi juga terkait mandi teratur untuk menjaga kebersihan serta kesegaran badan. 8. Mulut berbau segar serta berpakaian bersih Selain menjaga badan agar tetap harum, seorang istri juga harus menjaga kebersihan mulut serta pakaiannya. Kesegaran yang tampak dari harumnya mulut serta pakaian yang bersih tentu saja akan menjadi perhatian bagi seorang suami. Mulut bersih dan wangi serta pakaian yang bersih akan membuat tampilan semakin menarik dan tentu saja hal tersebut akan disukai oleh sang suami. 9. Menampakan qana’ah Seorang istri hendaknya tidak menuntut lebih dari apa yang mampu diberikan seorang suami padanya. Sikap ini dalam agama Islam disebut sebagai qana’ah. Adab istri pada suami harus diwujudkan dengan rasa syukur. Meskipun begitu, seorang istri juga harus mendorong suaminya untuk terus berikhtiar agar tetap mencari rezeki yang halal. 10. Menampilkan sikap belas kasih Seorang istri harus bersikap berbelas kasih pada suaminya atas semua upaya dan jerih payah yang dilakukan oleh sang suami. Oleh sebab itu, seorang istri tidak boleh sengaja menyakiti perasaan sang suami dengan menghina atau bahkan merendahkan perasaannya, apapun kondisinya. Sikap berbelas kasih ini merupakan adab seorang istri pada suami yang harus dimiliki setiap saat. Dalam ajaran agama Islam, suami merupakan surga atau neraka bagi seorang istri. Keridhoan suami menjadi ridho Allah. Istri yang tidak mendapatkan ridho suami karena tidak taat atau melakukan beberapa perbuatan dosa dikatakan sebagai perempuan yang durhaka serta kufur nikmat. Suatu hari, Rasul pernah bersabda, bahwa beliau melihat perempuan adalah penghuni neraka paling banyak. Kemudian, seorang perempuan pun bertanya kepada Rasul, “mengapa demikian?” lalu Rasul menjawab, “Bahwa di antaranya karena perempuan banyak yang durhakan pada suaminya.” HR. Bukhari dan Muslim. Dari hadits tersebut, tentu dapat disimpulkan bahwa seorang perempuan bisa masuk neraka atau masuk surga bergantung dari bagaimana ia bersikap kepada suaminya. Sebab ridho suami adalah ridho Allah. Oleh karena itu, Grameds perlu mengetahui perbuatan apa saja yang termasuk dalam dosa besar istri terhadap suami, agar Grameds menghindari perbuatan-perbuatan dosa tersebut dan mendapatkan ridho Allah. Simak penjelasannya berikut ini. 1. Berzina dengan laki-laki lain Berzina adalah perbuatan dosa besar yang paling dibenci oleh Allah. Hukum dari berzina adalah haram. Allah telah melarang seluruh hamba-Nya untuk melakukan zina seperti yang disebutkan dalam firman Allah pada surat Al-Isra ayat 32. “Dan, janganlah dirimu mendekati perbuatan zina. Sesungguhnya, perbuatan zina tersebut merupakan suatu perbuatan keji serta jalan yang buruk.” QS. Al-Isra 32. Menurut syariat agama Islam, perbuatan zina yang dilakukan oleh seseorang yang telah menikah disebut sebagai zina muhshan. Menurut Masykur Arif Rahman dalam bukunya yang berjudul Dosa-dosa yang Paling Dibenci Allah Sejak Malam Pertama, dijelaskan bahwa pelaku zina muhshan dijatuhi hukuman yang lebih berat yaitu berupa dirajam atau dilempari dengan batu. Hal tersebut juga disebutkan dalam sebuah hadits yang disampaikan oleh Umar bin Khattab dalam pidatonya, seperti berikut ini “Sesungguhnya, Allah telah menurunkan kitab pada Nabi-Nya dan di antara yang diturunkan pada beliau adalah ayat mengenai rajam. Nabi Muhammad SAW telah melaksanakan hukuman rajam bagi kami, dan kami pun telah melaksanakan hukum rajam tersebut setelah beliau. Aku merasa khawatir, jika zaman telah berlalu lama, akan ada orang-orang yang berkata, Kami tidak mendapatkan hukum rajam dalam kitab Allah!’ sehingga mereka termasuk orang sesat karena meninggalkan kewajiban yang telah Allah Azza wa Jalla turunkan. Sungguh hukuman rajam merupakan benar dan ada pada kitab Allah untuk orang-orang yang melakukan zina jika telah pernah menikah muhshan jika telah terbukti dengan saksi, kehamilan atau pengakuan dari diri sendiri.” HR. Bukhari dan Muslim. 2. Melakukan perselingkuhan Dosa besar seorang istri pada suami adalah perselingkuhan. Selingkuh yang dilakukan oleh seorang istri tentunya akan berdampak buruk pada sang suami. Perbuatan berselingkuh dari seorang istri adalah sebuah pengkhianatan pada suami yang telah sama-sama saling berjanji untuk setia di hadapan Allah SWT. Tidak hanya menyakiti hati suaminya saja, perbuatan selingkuh juga dapat membuat istri menjadi lalai akan tanggung jawabnya dalam rumah tangga. Contohnya seperti tidak melayani sang suami dengan sepenuh hati, mengabaikan pendidikan anak, malas mengurusi rumah tangga serta mencoreng kehormatan keluarga dan suami. Lebih jauh lagi, perselingkuhan dari seorang istri dapat meretakan hubungan rumah tangga bahkan memutus ikatan pernikahan yang suci serta kuat. Oleh sebab itulah, Allah memberikan ganjaran setimpal bagi istri yang berselingkuh. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Quran surat At-Tahrim ayat 10, berikut bunyi suratnya “Allah SWT membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada pada bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba Kami. Kemudian kedua istri tersebut berkhianat pada kedua suaminya. Maka, kedua suaminya pun tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari siksaan Allah dan dikatakan bahwa kepada keduanya, Masuklah ke api neraka bersama dengan orang-orang yang masuk neraka.’” QS. At-Tahrim 10. 3. Menolak ajakan suami untuk berhubungan Seorang istri yang menolak ajakan dari suami untuk berhubungan intim, meskipun sang istri tidak sedang berhalangan atau kekurangan apapun adalah perbuatan dosa yang dibenci oleh Allah. Dari Abu Hurairah menyatakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada seorang suami yang mengajak istrinya ke tempat tidur kemudian istrinya menolak sehingga suaminya marah atas dirinya, maka malaikat melaknat perempuan tersebut hingga datangnya pagi hari.” HR. Bukhari. 4. Berdusta di hadapan sang suami Berdusta atau berbohong merupakan perbuatan dosa seorang istri kepada suami yang tentu saja dibenci oleh Allah. Banyak dari perbuatan istri yang termasuk berdusta. Contohnya adalah berbohong mengenai uang yang dikeluarkan untuk berbelanja. Berbohong seperti itu dilarang oleh syariat agama Islam sesuai dengan sabda dari Rasulullah SAW, berikut ini. “Hendaklah dirimu selalu benar. Sesungguhnya, kebenaran akan membawa pada kebajikan dan kebajikan akan membawa kepada surga. Selama seseorang berbuat benar dan selalu memilih kebenaran, maka ia tercatat di sisi Allah sebagai orang yang benar atau jujur. Berhati-hatilah pada dusta. Sesungguhnya dusta akan membawa pada neraka. Selama seseorang berdusta dan selalu memilih untuk berdusta, maka ia akan tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta atau pembohong. HR. Bukhari. 5. Keluar rumah tanpa izin dari suami Banyak dari para istri yang keluar rumah dengan tujuan tertentu tanpa adanya pemberitahuan dari suami. Mengutip buku berjudul Fiqh Keluarga Terlengkap oleh Rizem Aizid, perbuatan seorang istri yang demikian adalah perbuatan dosa, meskipun memiliki tujuan yang baik. Allah berfirman mengenai larangan seorang istri yang keluar dari rumah tanpa izin dari suami dalam surat Al Ahzab ayat 33 yang artinya adalah berikut ini “Dan hendaklah dirimu tetap di rumahmu dan janganlah dirimu berhias serta bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu serta dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat serta taatilah Allah serta Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah memiliki maksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait serta membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” QS. Al-Ahzab 33. 6. Tidak menemani suami tidur Sepasang suami dan istri harus senantiasa diwajibkan tidur bersama dan tidak pisah ranjang, selama situasi serta kondisi tersebut masih memungkinkan. Dengan kata lain, seorang istri yang ingin tidur sendiri atau tidur bersama dengan anak-anaknya wajib meminta izin kepada sang suami lebih dulu. Jika istri tidak menemani suami tidur, maka sesungguhnya tindakan tersebut adalah dosa besar seperti sabda dari Rasulullah SAW berikut ini Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang istri semalaman tidur terpisah dari ranjang sang suami, maka malaikat akan melaknat dirinya hingga waktu subuh datang.” Dari keenam perbuatan seorang istri pada suami yang termasuk dosa-dosa besar tersebut, seorang istri juga harus mengetahui bahwa kewajiban seorang istri adalah berbakti pada suaminya. Hendaknya seorang istri menjaga amanah dari suaminya di rumah, baik itu berupa harta sang suami, rahasia dan lainnya. Seorang istri juga lebih baik bersungguh-sungguh dalam mengurus urusan rumah tangga. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Berikut bunyinya. “Dan perempuan adalah penanggung jawab di rumah suaminya dan ia akan dimintai pertanggung jawaban.” HR. Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat lainnya, Allah berkata bahwa perempuan saleh adalah perempuan yang taat kepada Allah. Hal tersebut tercantum dalam QS. An Nisa ayat 34. Berikut bunyinya. “Oleh karena itu, maka perempuan yang saleh adalah perempuan yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya ketika suaminya sedang tidak ada, oleh sebab itu Allah telah memelihara mereka.” QS. An-Nisa 4 34. Demikianlah penjelasan mengenai dosa besar istri terhadap suami beserta dalilnya. Grameds yang ingin mengetahui hal-hal lain dalam berumah tangga menurut ajaran agama Islam, bisa membaca buku terkait. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu. Sebagai SahabatTanpaBatas, menyediakan berbagai macam buku bermanfaat dan original untuk Grameds. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Khansa ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Tanggungjawab seorang suami kepada istri-istrinya adalah dalam bentuk tanggung jawab kepemimpinan atas mereka. Seorang suami wajib untuk mendidik istrinya, menafkaninya, melindunginya dan kewajiban lain sebagai seorang suami. Namun bila ternyata istri tetap membangkang, padahal suami telah menunaikan kewajibannya dengn baik, seperti membangkangnya

Lokasi halaman Beranda hadits koreksi hadits "BENARKAH SUAMI MENANGGUNG DOSA ISTRI?" By at 12/10/2016 Di sosial media sampai kini masih banyak tersebar tulisan sebagai berikut''Aku terima nikahnya si dia binti ayah si dia dengan Mas Kawinnya...'' Singkat, padat dan jelas. Tapi tahukah makna "perjanjian/ikrar'' tersebut ? ''Maka aku tanggung dosa2nya si dia dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yg telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yg berhubungan dgn si dia, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yg menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak2ku''....Jika aku GAGAL? ''Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku''.HR. MuslimBenarkah hadits ini??JAWAB 1Bismillahirrahmanirrahim,Saya mencoba merujuk kitab Shahih Muslim untuk menemukan penjelasan yang Anda sebutkan, tetapi saya tidak berhasil menemukannya. Bisa jadi kutipan itu salah, sangat besar kemungkinannya bukan bersumber dari hadits. Salah satu indikasinya adalah bahwa isinya tidak sejalan dengan tuntunan al-Qur’an. Al-Qur’an menginformasian kepada kita bahwa "Seseorang tidak menanggung dosa orang lain." Seorang ayah atau ibu tidak menanggung dosa anaknya, suami tidak menanggung dosa istrinya, istri tidak menanggung dosa suaminya. Masing-masing menanggung dosanya sendiri-sendiri. Ini kita pahami dari firman Allah Yaitu bahwa seseorang yang berdosa tidak memikul dosa orang lain, dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang sudah ia usahakannya. QS an-Najm [53] 38-39. Makna serupa juga kita dapatkan dalam QS al-Anâm [6] ayat 164, al-Isrâ’ [17] ayat 15, Fâthir [35] 18, dan az-Zumar [39] seorang suami berdosa apabila istrinya melakukan maksiat, memang, tetapi dosa itu bukanlah menanggung dosa kemaksiatan yang dilakukan oleh istrinya, tetapi lebih karena suami tidak membimbing dan mengarahkannya ke arah yang benar. Jika seorang suami sudah menasehati, sudah mengajarkan dasar-dasar agama, sudah pula melarang agar tidak berbuat maksiat, lalu sang istri tetap melakukan maksiat di luar pengetahuan suami, tentu dalam hal ini suami tidak berdosa. Dosa sepenuhnya menjadi beban situ dapat kita katakan misalnya dosa selingkuh yang dilakukan oleh seorang istri tanpa sepengetahuan suami menjadi tanggung jawab penuh sang istri. Tidak ditanggung oleh demikian, seseorang dinilai ikut bertanggung jawab dan berdosa atas perbuatan buruk orang lain kalau dia mempunyai peran dalam perbuatan ada orang meminta kepada kita untuk diantar ke rumah pelacur untuk berzina, misalnya, lalu kita mengantarnya, kita ikut berdosa. Dosa kita itu bukan karena zina yang dilakukan oleh orang tadi, tetapi karena kita berperan atau mempunyai andil membuat dia pergi ke tempat itu. Pada saat itu kita bisa memilih untuk mengantar atau tidak mengantarnya. Pilihan kita untuk mengantarnya itu yang membuat kita berdosa.Maka jika suami mengetahui dan membiarkan istrinya berselingkuh, maka suami juga ikut berdosa. Dosa suami itu bukan akibat perbuatan selingkuh sang istri, tetapi karena sang suami membiarkan istri yang menjadi tanggung jawabnya melakukan a'lamDijawab oleh M. Arifin - Dewan Pakar Pusat Studi Al-Qur'anJAWAB 2Setelah saya baca BM ini Dari awal hingga akhir, tampak jelas bagi kita bhwa lafazh kalimat2 yg tercantum di dalamnya bukanlah hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam. Dan saya menduga, yg menyusunnya dan menisbatkannya kepada imam Muslim secara dusta adalah orang2 yg iseng dan tsb diatas bukan hadits, dan tidak ada di kitab Shahih a'lamAllahul musta'an.Dijawab oleh Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz BERCERMIN DARI KISAH NABI TERDAHULUDalam kisah Nabi Luth alaihissallam dan Nabi Nuh alaihissallam, kita dapat melihat kisah tentang isteri mereka, adakah mereka beriman? Tidak! Ia dijelaskan dalam Quran. Adakah disebabkan mereka kufur, Nabi Luth dan Nabi Nuh yang menanggung dosa mereka? Adakah Nabi Luth dan Nabi Nuh akan diseret ke neraka oleh malaikat penjaga neraka dan menyiksa tubuhnya hingga hancur? Sudah tentu tidak! Ia menunjukkan bahwa dosa isteri mereka tidak ditanggung oleh kitab Riyadhus Shalihin, Riwayat Muslim, dari Abu Hurairah berkata"Ketika surat As-Syu'ara 214 turun yang artinya "Dan berilah peringatan kepada kaum keluarga-mu yang dekat-dekat" lalu Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wa Sallam mengundang kaum Quraisy, kemudian merekapun berkumpullah, undangan itu ada yang secara umum dan ada lagi yang khusus, lalu beliau bersabda"Hai Bani Ka'ab bin Luay, selamatkanlah dirimu semua dari neraka. Hai Bani Murrah bin Ka'ab, selamatkanlah dirimu semua dari neraka. Hai Bani Abdu Syams, selamatkanlah dirimu semua dari neraka. Hai Bani Abdu Manaf, selamatkanlah dirimu semua dari neraka. Hai Bani Hasyim, selamatkanlah dirimu semua dari neraka. Hai Bani Abdul Muththalib, selamatkanlah dirimu semua dari neraka. Hai Fathimah - puteri Rasulullah shallallahu alahi wasallam., selamatkanlah dirimu dari neraka, karena sesungguhnya saya tidak dapat memiliki sesuatu untukmu semua dari Allah - maksudnya saya tidak dapat menolak siksa yang akan diberikan oleh Allah padamu, jikalau engkau tidak berusaha menyelamatkan diri sendiri dari neraka. Hanya saja engkau semua itu mempunyai hubungan kekeluargaan belaka - tetapi ini jangan diandal-andalkan untuk dapat selamat di akhirat. Saya akan membasahinya dengan airnya.” "Jika diperhatikan kata-kata Rasulullah kepada Fatimah. Baginda mengingatkan kepada anak perempuannya sendiri bahwa Baginda ayahnya tidak dapat menolak siksa Allah kepadanya, jikalau dia sendiri tak selamatkan dirinya. Hal ini bermakna, dosa masing-masing ditanggung oleh diri BERDUSTA ATAS NAMA RASULULLAH“Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah dia mempersiapkan tempat duduknya di neraka.” HR. Al-Bukhari no. 107 dan Muslim no. 3Oleh karena itu, terkait dengan broadcast message BM atau pesan berantai yang disebar luaskan oleh sosial media terutama yang mengatas namakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam hendaknya kita selalu berhati-hati, jangan sampai kita termasuk orang yang ikut menyebarkan hadits palsu yang tentunya mengandung kemungkaran. Usahakan untuk selalu mengecek kebenaran sebelum kita a'lamSemoga bermanfaat Baca Juga Info Penting langganan artikel menerima tulisan, informasi dan berita untuk di posting menerima kritik dan saran, WhatsApp ke +62 0895-0283-8327

Dosasuami jika tidak bertanggungjawab Adapun, suami itu atau sesiapa sahaja akan berdosa bila mana dia tidak melaksanakan tanggungjawab yang telah diamanahkan kepadanya seperti menasihati isteri dalam perkara yang ma'ruf dan menghalangnya daripada melakukan perkara yang munkar. Perkara ini ada dinyatakan di dalam sebuah hadith iaitu:
Muslimahdaily - Seorang wanita diciptakan untuk melengkapi lelaki, dan salah satu cara masuk surga adalah dengan Taat kepada Seorang Suami. Untuk kalian yang ingin menikah maupun sudah menikah mari sejenak membaca artikel ini agar kita terhidar dari dosa yang tanpa sadar dilakukan. 1. Membicarakan AIB Suami kepada orang lain Sungguh ironis saat ini banyak manusia yang tidak malu untuk membicarakan Aib dirinya sendiri bahkan bangga memperlihatkannya. Demikian juga saat ini banyak yang terlalu sibuk mengurusi Aib orang lain hingga terlupa dengan dosa yang telah di perbuatnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar berita perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat.” QS An Nur 19. Di dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah Shallahu alaihi wasalam bersabda yang artinya “Barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.” HR Muslim Di dalam hadits yang lain, Rasulullah Shallahu alaihi wasalam bersabda yang artinya “Tidaklah seorang hamba menutupi aib seorang hamba yang lain di dunia melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.” HR Muslim. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa membicarakan Aib orang lain itu dilarang terlebih lagi membuka Aib Suami sendiri. …” isteri-isterimu, mereka itu adalah pakaian bagi kamu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka” QS. Al-Baqarah 187 “Dari Abu Sa’id al-Kudriy, Ia berkata, Rasulullah Shallahu alaihi wasalam bersabda “Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di Hari kiamat adalah seorang laki-laki suami yang bercampur bersetubuh dengan isterinya, kemudian membeberkan rahasia isteri-nya tersebut.” HR. Muslim Seorang Suami maupun Istri di ibaratkan seperti pakaian jadi ketika membicarakan aib satu sama lain kepada orang lain sebenarnya ia telah membuka aib nya sendiri. 2. Tidak Mentaati Suami / Nusyus Sabda Rasulullah Shallahu alaihi wasalam "Wanita Siapa saja yang tidak berbakti kepada suaminya maka ia mendapat laknat dan Allah dan malaikat serta semua manusia." “Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” QS. An Nisa’ 34 Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dia berkata, ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” HR. An-Nasai Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bersabda “Demi Allah, yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seorang wanita tidak akan bisa menunaikan hak Allah sebelum ia menunaikan hak suaminya. Andaikan suami meminta dirinya padahal ia sedang berada di atas punggung unta, maka ia isteri tetap tidak boleh menolak. HR. Ibnu Majah . Mentaati suami wajib hukumnya jika itu termasuk kedalam alasan syar’i. namun jika suami memerintahkan untuk berbuat maksiat maka seorang istri di haruskan untuk menolaknya. “Tidak ada ketaatan dalam hal berbuat maksiat akan tetapi ketaatan adalah pada hal-hal yang baik.” HR. Al-Bukhari, Muslim dan Abu Daud . 3. Tidak bersyukur terhadap nafkah yang diberikan suami Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda “Allah tidak akan melihat kepada seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya, dan dia selalu menuntut tidak pernah merasa cukup.” HR. an-Nasa-i “Sesungguhnya orang yang selalu melakukan kefasikan adalah penghuni Neraka.” Dikatakan, “Wahai Rasulullah, siapakah yang selalu berbuat fasik itu?” Beliau menjawab, “Para wanita.” Seorang Shahabat bertanya, “Bukankah mereka itu ibu-ibu kita, saudari-saudari kita, dan isteri-isteri kita?” Beliau menjawab, “Benar. Akan tetapi apabila mereka diberi sesuatu, mereka tidak bersyukur. Apabila mereka ditimpa ujian musibah, mereka tidak bersabar.” HR. Ahmad . 4. Tidak memenuhi ajakan biologis suami Sabda Rasulullah Shallahu alaihi wasalam, "Apabila suami memanggil isterinya ke tempat tidur, ia tidak datang niscaya malaikat melaknat isteri itu sampai Subuh." HR. Bukhari dan Muslim. 5. Cemburu Berlebihan Pada dasarnya wanita memiliki sifat cemburu namun jangan jadikan perasaan cemburu tersebut menjadi berperasangka buruk terhadap suami terlebih lagi tidak memiliki bukti yang kuat. “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain” al-Hujurat 12. Agar keluarga bahagia, cemburulah sewajarnya tidak berlebih-lebihan dan selalu berpikir positif. Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, Kecemburuan seorang wanita adalah kekufuran, sedangkan kecemburuan seorang laki-laki adalah keimanan. Jadikan Perasaan cemburumu sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Ali Imron 31 6. Berhias bukan untuk Suami. firman Allah "Janganlah mereka perempuan-perempuan menampakkan perhiasannya melainkan untuk suaminya." Nur 31 . Hadis Rasullullaah Shallahu alaihi wasalam. “ Dari Anas ra, Rasullullah Shallahu alaihi wasalam. Bersabda Sebaik-baik istri kamu ialah yang menjaga diri lagi pandai membangkitkan syahwat, yaitu keras menjaga kehormatanya, pandai membangkitkan syahwat suaminya. “ HR. Dailami . 7. Tidak menutup Aurat dan menjaga diri. Dari Aisyah, Rasullullah Shallahu alaihi wasalam. Bersabda “ seorang istri yang membuka kain kepalanya diluar rumah suaminya, maka berarti ia telah mengoyak tabir yang mendinding dirinya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.” . “Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka.” QS. An Nisa 34. Dari Ibnu Umar ra. berkata, Rasullullaah Shallahu alaihi wasalam. Bersabda “ Setiap orang di antaramu adalah penanggung jawab dan setiap orang diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah penanggung jawab atas umatnya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang suami penanggung jawab atas keluarganya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya, seorang istri penanggung jawab atas rumah tangga suaminya Bila suami pergi, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya.“ HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi . Dari Abdullah bin Salam ra, Rasullullah Shallahu alaihi wasalam. Bersabda “Seabaik-baik istri yaitu yang menyenangkanmu ketika kamu lihat, taat kepadamu ketika kamu suruh, menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi .“ HR. Thabarani 8. Keluar Rumah Tanpa Izin Suami Sabda Rasulullah Shallahu alaihi wasalam "Siapa saja perempuan yang keluar rumahnya tanpa ijin suaminya dia akan dilaknat oleh Allah sampai dia kembali kepada suaminya atau suaminya redha terhadapnya." HR. Al Khatib . Seorang istri harus izin kepada suaminya untuk keluar rumah termasuk untuk ke rumah orang tuanya. Dikisahkan, pada saat Ibunda Aisyah tertimpa ujian tuduhan dusta, ia ingin pulang ke rumah ayah bundanya. Ia tidak langsung pulang begitu saja, tetapi meminta izin dulu kepada suami. Ia bertanya, “Apakah Anda wahai Rasulullah mengizinkan saya untuk mendatangi kedua orang tua saya?” HR. al-Bukhari .\ Dikisahkan, “Seorang lelaki yang keluar bermusafir telah berpesan kepada istrinya agar tidak turun keluar rumah dari tingkat atas ke tingkat bawah. Bapak istrinya itu, yang tinggal di tingkat bawah, lalu jatuh sakit. Kemudian istrinya mengutus seorang perempuan kepada Rasulullah Shallahu alaihi wasalam agar memberi izin kepadanya turun untuk menziarahi bapaknya yang sedang sakit. Nabi Shallahu alaihi wasalam mengatakan, Taatilah suamimu.’ Sampai suatu ketika sang ayah pun wafat. Si istri lalu mengutus lagi seseorang kepada Rasulullah. Nabi Shallahu alaihi wasalam mengatakan, Taatilah suamimu.’ Jenazah bapaknya pun dikebumikan. Lalu Rasulullah Shallahu alaihi wasalam mengutus seseorang kepada si istri untuk memberitakan bahwa Allah telah menghapuskan dosa-dosa bapaknya lantaran ketaatannya kepada suami.” 9. Tidak menghormati keluarga Suami Seorang Istri harus menghormati keluarga suaminya terutama orang tuanya,Dalam sebuah hadits shahih, diriwayatkan bahwa Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah Shallahu alaihi wasalam, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?” Rasulullah menjawab, “Suaminya” apabila sudah menikah. Aisyah Ra bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya” HR. Muslim Seorang sahabat, Jabir Ra menceritakan Suatu hari datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Shallahu alaihi wasalam, ia berkata, “Ya Rasulallah, saya memiliki harta dan anak, dan bagaimana jika bapak saya menginginkan meminta harta saya itu?Rasulullah menjawab, “Kamu dan harta kamu adalah milik ayahmu”. HR. Ibnu Majah dan At- Thabrani . 10. Melupakan Kebaikan Suami Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda “Diperlihatkan Neraka kepadaku dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita, mereka kufur.” Para Shahabat bertanya “Apakah disebabkan kufurnya mereka kepada Allah?” Rasul menjawab “Tidak, mereka kufur kepada suaminya dan mereka kufur kepada kebaikan. Seandainya seorang suami dari kalian berbuat kebaikan kepada isterinya selama setahun, kemudian isterinya melihat sesuatu yang jelek pada diri suaminya, maka dia mengatakan, Aku tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu sekalipun.’” HR. Bukhari dan Muslim Dari Abdullah bin Amr ra, ujarnya Rasullullah Shallahu alaihi wasalam. Bersabda “Allah tidak mau melihat istri yang tidak berterima kasih atas kebaikan suaminya.“ HR. Nasa’I . 11. Puasa Sunah tanpa Izin Suami Dari Abu Hurairah ra, Nabi Shallahu alaihi wasalam. Bersabda “ siapa saja istri berpuasa Sunah tanpa ijin suaminya, lalu suaminya mengajak bercampur, tetapi ia menolaknya Karena sedang berpuasa, maka Allah tetapkan ia berbuat tiga dosa besar.” HR. Thayalisi . Dari Abu Hurairah ra, Rasullullah Shallahu alaihi wasalam bersabda “ tidak dihalalkan bagi seorang istri berpuasa sunat ketika suaminya dirumah, melainkan dengan ijin suaminya dan tidak boleh bagi istri mengijinkan orang lain masuk kerumahnya melainkan dengan ijin suaminya.“ HR. Bukhari dan Muslim . 12. Memasuki Tamu kedalam rumah tanpa izin suami Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Hak kalian para suami atas mereka para istri adalah mereka tidak memasukkan seorangpun yang tidak kalian sukai ke rumah kalian. Jika mereka melakukannya, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menimbulkan bekas.” HR. Muslim 13. Menyakiti hati suami dengan Lisannya Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang istri menyakiti suaminya di dunia, maka calon istrinya di akhirat dari kalangan bidadari akan berkata “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah mencelakakanmu sebab ia hanya sementara berkumpul denganmu. Sebentar lagi ia akan berpisah dan akan kembali kepada kami.” HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah . Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” HR. An-Nasai
Bahwadosa-dosa istri itu akan ditanggung suami. Aku baru saja menerima posting seorang teman yang sedang gundah. Tentang "Renungan Pagi" di sebuah grup wa. Bahwa dosa-dosa istri itu akan ditanggung suami. Login; Register; Rabu, 19 Januari 2022. Dukung kami dengan donasi melalui Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58 KETIGA, Membiarkan kemunkaran terjadi di tengah keluarganya, padahal dia mampu mengingatkannya Nabi shallallahu alaihi wa sallam mewajibkan kita untuk mengingkari kemungkaran yang ada di hadapan kita. Baik dengan tangan, lisan, atau minimal hatinya membenci. Dalam hadis dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ “Siapa yang melihat kemungkaran hendaklah meluruskannya dengan tangannya, maka jika tidak sanggup hendaklah meluruskan dengan lisannya, jika tidak sanggup hendaklah dia meluruskan dengan hatinya dan ini adalah iman yang paling lemah.” HR. Muslim 49. Bagian dari pengingkaran terhadap kemungkaran itu adalah menjauhinya dan bergabung dengan pelaku kemungkaran. Allah ingatkan para hamba-Nya untuk tidak kumpul dengan orang munafiq, وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آَيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ “Sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan oleh orang-orang kafir, maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sungguh jika kalian tidak menyingkir, berarti kalian serupa dengan mereka.” QS. an-Nisa 140 Allah sebut, orang yang ikut nimbrung bersama orang kafir atau orang munafiq dalam melakukan kekufuran dengan “jika kalian tidak menyingkir, berarti kalian serupa dengan mereka.” Al-Qurthubi mengatakan, فَدَلَّ بِهَذَا عَلَى وُجُوبِ اجْتِنَابِ أَصْحَابِ الْمَعَاصِي إِذَا ظَهَرَ مِنْهُمْ مُنْكَرٌ ؛ لِأَنَّ مَنْ لَمْ يَجْتَنِبْهُمْ فَقَدْ رَضِيَ فِعْلَهُمْ ، وَالرِّضَا بِالْكُفْرِ كُفْرٌ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلّ إِنَّكُمْ إِذاً مِثْلُهُمْ . فَكُلُّ مَنْ جَلَسَ فِي مَجْلِسِ مَعْصِيَةٍ وَلَمْ يُنْكِرْ عَلَيْهِمْ يَكُونُ مَعَهُمْ فِي الْوِزْرِ سَوَاءً Ayat ini menunjukkan wajibnya menjauhi pelaku maksiat ketika mereka menampakkan kemungkaran. Karena orang yang tidak menjauhi kemungkaran mereka, berarti ridha dengan perbuatan mereka. Dan ridha dengan perbuatan kekufuran adalah kekufuran. Allah menegaskan, “Berarti kalian seperti mereka.” Sehingga semua yang duduk bersama di majlis maksiat, dan tidak menghingkarinya, maka dosa mereka sama. Tafsir al-Qurthubi, 5/418. Hubungan Suami, Istri & Anak Ketika suami sebagai kepala rumah tangga, membiarkan istrinya atau putrinya bermaksiat, menampakkan aurat, maka kepala keluarga turut mendapatkan dosanya. Karena berarti dia menyetujui kemaksiatan yang dilakukan keluarganya. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahkan memberikan ancaman keras bagi suami semacam ini, dan beliau sebut dengan gelar dayuts lelaki tanpa cemburu. Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ثَلَاثَةٌ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالْمَرْأَةُ الْمُتَرَجِّلَةُ، وَالدَّيُّوثُ Ada tiga orang yang tidak akan Allah lihat pada hari kiamat orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang meniru gaya lelaki, dan dayuts. HR. Ahmad 6180, Nasai 2562, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth. Mengenai pengertian dayuts, dalam kamus al-Misbah dinyatakan, أن الديوث هو الرجل الذي لا غيرة له على أهله Dayuts adalah lelaki yang tidak memiliki rasa cemburu terhadap istrinya. al-Mishbah al-Munir, madah da – ya – tsa. Berbeda ketika suami telah mengingatkan istrinya atau putrinya untuk meninggalkan yang terlarang, sudah diberi peringatan, bahkan ancaman dan hukuman, namun mereka tetap melanggar, dan suami tidak bisa mengambil tindakan apapun, maka suami tidak menanggung dosa mereka. Sebagaimana ini yang terjadi pada Nabi Nuh dan Nabi Luth. Istri kedua orang soleh ini mengkhianati suaminya. Mereka turut dihukum oleh Allah, setelah Allah menyelamatkan kedua nabi-Nya – alaihis shalatu was salam. Wallahu a’lam. [] Sumber
Berbedaketika suami telah mengingatkan istrinya atau putrinya untuk meninggalkan yang terlarang, sudah diberi peringatan, bahkan ancaman dan hukuman, namun mereka tetap melanggar, dan suami tidak bisa mengambil tindakan apapun, maka suami tidak menanggung dosa mereka. Sebagaimana ini yang terjadi pada Nabi Nuh dan Nabi Luth.
Ilustrasi pasangan suami istri. Foto Freepik. Dalam kehidupan rumah tangga, selain harus memperhatikan hak dan kewajiban masing-masing, penting juga untuk memahami dosa suami istri. Dosa suami istri adalah dosa yang dilakukan suami kepada istri atau sebaliknya. Banyak suami yang tidak menyadari bahwa perbuatan yang dilakukan terhadap istrinya termasuk dosa di mata Allah SWT. Bahkan perbuatan tersebut sangat dibenci Allah dan dilarang keras oleh suami harus mampu menjadi pelindung, bertanggung jawab penuh, dan menjadi imam bagi istrinya. Ada beberapa cara untuk membangun rumah tangga yang harmonis dan dicintai 0leh Allah SWT. Salah satunya dengan menghindari dosa-dosa kepada perilaku atau perbuatan yang digolongkan dosa suami terhadap istri menurut Al Quran yang perlu Suami terhadap Istri menurut Al QuranIlustrasi doa suami terhadap istri menurut Al Quran. Foto Freepik. Rizem Aizid dalam buku Fiqh Keluarga Terlengkap menyebutkan, ada beberapa perbuatan yang digolongkan menjadi dosa suami terhadap istri menurut Al Quran dan hadits, yaituMenjadikan istri sebagai pemimpin rumah tanggaIslam melarang wanita atau istri menjadi pemimpin rumah tangga. Tugas suami sebagai pemimpin keluarga telah ditegaskan dalam surat An Nisa ayat 34 yang berbunyiاَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗوَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًاArtinya Laki-laki suami itu pelindung bagi perempuan istri, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka laki-laki atas sebagian yang lain perempuan, dan karena mereka laki-laki telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka. Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur pisah ranjang, dan kalau perlu pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, SAW juga dengan tegas melarang perbuatan ini. Hal tersebut disampaikan Abu Bakar bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita.” HR. Bukhari, Tirmidzi, dan Nasa’iOleh karenanya, jika ada seorang suami yang dengan sengaja atau tidak sengaja menjadikan istrinya sebagai pemimpin rumah tangga, misalnya dalam mencari nafkah, mengambil keputusan, dan lain-lain, maka ia telah melakukan dosa besar terhadap istri dengan tidak memberi nafkahKewajiban seorang suami terhadap istri setelah selesainya ijab kabul adalah memberi nafkah lahir dan batin. Bila di kemudian hari ia tidak memberikan nafkah, berarti ia telah menelantarkan istrinya. Hal tersebut digolongkan sebagai perbuatan durhaka dan terhitung sebagai dosa ini dijelaskan dalam penggalan surat Al Baqarah ayat 233. Allah SWT berfirmanيُّتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۗ وَعَلَى الْمَوْلُوْدِ لَهٗ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِۗ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ اِلَّا وُسْعَهَاArtinya Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari itu, Rasulullah SAW bersabda “Dan mereka para istri mempunyai hak diberi rizki dan pakaian nafkah yang diwajibkan atas kamu sekalian wahai para suami.’’ HR MuslimTidak memberi tempat tinggal yang nyamanSelain memberi nafkah, kewajiban suami terhadap istri adalah memberi tempat tinggal yang aman. Tempat tinggal tersebut harus jauh dari bahaya, ketakutan, intimidasi, teror, dan sebaliknya, hal itu dikhawatirkan dapat mengancam keselamatan sang istri. Maka, termasuk dosa apabila suami tidak memberi tempat tinggal yang aman kepada istrinya. Seperti dijelaskan dalam surat At Thalaaq ayat 6اَسْكِنُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنْتُمْ مِّنْ وُّجْدِكُمْ وَلَا تُضَاۤرُّوْهُنَّ لِتُضَيِّقُوْا عَلَيْهِنَّۗArtinya Tempatkanlah mereka para istri di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan hati doa suami terhadap istri menurut Al Quran. Foto Freepik. Mahar adalah hak istri yang diperoleh dari suami. Apabila suami mengulur-ulur pembayaran mahar dan melebihi batas waktu yang telah ditentukan bukan karena tidak mampu, maka suami telah berbuat dosa terhadap sabda Rasulullah SAW, “Siapa saja laki-laki yang menikahi seorang perempuan dengan mahar sedikit atau banyak, tetapi dalam hatinya bermaksud tidak menunaikan apa yang menjadi hak perempuan itu, berarti ia telah mengabaikannya. Bila ia mati sebelum menunaikan hak tersebut, pada hari Kiamat ia akan bertemu dengan Allah sebagai orang yang fasik.” HR. ThabraniMenarik mahar tanpa keridhaan istriAllah melarang suami meminta atau menarik kembali mahar yang telah diberikan kepada istrinya. Sebagaimana firman Allah dalam surat An Nisa ayat 20-21وَإِنْ أَرَدْتُمُ اسْتِبْدَالَ زَوْجٍ مَكَانَ زَوْجٍ وَآتَيْتُمْ إِحْدَاهُنَّ قِنْطَارًا فَلَا تَأْخُذُوا مِنْهُ شَيْئًا أَتَأْخُذُونَهُ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُ وَقَدْ أَفْضَى بَعْضُكُمْ إِلَى بَعْضٍ وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًاArtinya Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali sedikit pun darinya. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan menanggung dosa yang nyata? Dan bagaimana kamu akan mengambil kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama lain sebagai suami istri. Dan mereka istri-istrimu telah megambil perjanjian yang kuat ikatan pernikahan dari kamu.
Dilaknat siapa saja di antara para suami yang menyetubuhi istrinya di duburnya. (HR. Ahmad, hadist no. 9733). Syekh Syu'aib Al-Arnauth rohimahullah mengomentari hadist ini di dalam Tahqiqnya pada Musnad Ahmad : حديث حسن، رجاله ثقات رجال الصحيح. Hadist Hasan. Perowinya Tsiqah (orang yang terpercaya) perowinya shahih.
 Lifestyle Inspirasi & Unik Kamis, 9 Juni 2022 - 0418 WIB VIVA – Kehidupan pernikahan sudah seharusnya dijalani dengan sebaik-baiknya sebab termasuk sebagai ibadah kepada Allah SWT. Dalam berumah tangga alangkah baiknya bila dilandasi syariat Islam. Salah satunya adalah istri yang berbakti pada suami, karena suami adalah pintu surga bagi istri. Sebagai mana dalam hadits, Rasulullah berfirman“Kalau saya boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan seorang istri bersujud kepada suaminya”. HR. Abu Daud dan Tirmidzi dan Ibnu Majah Albani mengatakan hadits ini hasan Shahih. Mengutip Salamdakwah Berbakti pada suami juga bertujuan agar istri terhindar dari dosa dan murka Allah SWT. Sebab, ada beberapa tindakan-tindakan yang sering dianggap remeh padahal termasuk sebagai dosa besar bagi sang dari dari beberapa sumber, berikut VIVA telah merangkum 9 dosa besar istri terhadap suami yang wajib kamu ketahui agar terhindar dari murka Allah. Salah satunya sering Menentang perintah suamiDalam rumah tangga, sudah seharusnya istri menjalankan kewajibannya terhadap suami, selain itu istri juga harus menuruti perkataan suami baik larangan atau permintaan tolong selagi semuanya masih dalam hal kebaikan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut“Seorang istri belum menunaikan hak Rabbnya, sebelum dia menunaikan hak suaminya. Seandainya suami meminta pelayanan dirinya dalam kondisi dia di dapur, maka dia tidak diperkenankan untuk menolaknya.” HR. Ibnu Majah, 1853 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib, 1938. Mengutip Salamdakwah Halaman Selanjutnya 2. Menolak hubungan suami istri
.
  • x82dhcv536.pages.dev/531
  • x82dhcv536.pages.dev/957
  • x82dhcv536.pages.dev/25
  • x82dhcv536.pages.dev/386
  • x82dhcv536.pages.dev/207
  • x82dhcv536.pages.dev/398
  • x82dhcv536.pages.dev/490
  • x82dhcv536.pages.dev/701
  • x82dhcv536.pages.dev/73
  • x82dhcv536.pages.dev/88
  • x82dhcv536.pages.dev/310
  • x82dhcv536.pages.dev/590
  • x82dhcv536.pages.dev/724
  • x82dhcv536.pages.dev/75
  • x82dhcv536.pages.dev/736
  • hadits dosa istri ditanggung suami